SINGARAJA, BALIPOST.com – Ada tradisi unik yang dijalankan warga Umat Muslim di Kampung Jawa Buleleng. Usai menunaikan ibadah Sholat Idul Fitri, Rabu (5/6), warga di kampung ini melaksanakan tradisi Banca’an.

Di Bali tradisi itu sama dengan Megibung (makan bersama-sama dalam satu tempat). Tradisi ini warisan turun temurun sejak ratusan tahun silam yang menandakan silaturahmi warga muslim dengan umat lain, utamanya dari keluarga Puri Kanginan Singaraja.

Tradisi Banca’an ini dilangsungkan umat dengan menyantap beragam makananan khas Lebaran. Aneka hidangan ini disediakan setiap warga musim yang dikumpulkan menjadi satu.

Setelah Ibadah Sholat Idul Fitri, warga melangsungkan Banca’an. Tidak saja warga Muslim, tetapi keluarga Puri Kanginan Singaraja dan warga lain tampak antusias mengikuti tradisi ini.

Salah satu tokoh Muslim Kampung Jawa Buleleng, Agus Murzani mengatakan, secara pasti tidak diketahui kapan pertama kali Banca’an dilakukan. Selain itu, siapa yang mengawali lahirnya tradisi ini tidak diketahui sampai sekarang.

Baca juga:  Harus Disiplin Prokes! Bali Masih Tambah Seribuan Warga Terjangkit dan Puluhan Korban Jiwa

Namun demikian, Agus mengetahui kalau para pendahulunya memiliki hubungan sejarah dengan Puri Kanginan Singaraja. Di mana pada masa kerajaan, para pendahulunya sudah menjalin hubungan toleranasi yang sangat baik dengan keluarga puri.

Salah satu wujud hubungan itu melalui Banca’an setiap Idul Fitri atau hari besar keagamaan lain. “Kalau bukti kuat memang tidak ada, namun dari petuah para tokoh kami dan penglingsir Puri Kanginan menyebut tradisi Banca’an ini wujud hubungan sosial dan silaturahmi pendahulu kami di Kampung Jawa dengan Puri, sehingga bukti ini kami jaga betul untuk dilestarikan,” katanya.

Menurut Agus, warisan tradisi Banca’an tidak cukup dengan menggelar setiap Idul Fitri seperti tahun ini saja. Tetapi, generasi muda di wilayahnya itu bisa memaknai dan komitmen menjaga silaturahmi antara Muslim dengan umat lain dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Baca juga:  Muhammadiyah Ungkap Alasan Penetapan Idulfitri Lebih Awal

Dengan demikian, toleransi beragama di Kampung Jawa Buleleng ini semakin terbina dengan baik dan menjadi contoh hidup berdampingan antara Islam dan umat lain. “Mengapa kami menghadirkan pejabat pemerintahan dan penglingsir, karena tidak cukup dengan melaksanakan, namun kita ingin toleransi ini dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Penglingsir Puri Kanginan Singaraja Anak Agung Parwata Panji mengatakan, antara keluarga puri dengan warga muslim Kampung Jawa sejak masa kerajaan sudah terjalin dengan baik. Salah satu bukti adalah pada masa itu pihak puri dengan ikhlas memberikan izin tempat tinggal bagi warga Muslim di Kampung Jawa.

Baca juga:  BMKG Prakirakan Wilayah Bali Diguyur Hujan Selama Tiga Hari

Selain itu, pada masa itu kerajaan sudah memberikan lahan bagi warga Muslim untuk mendidikan Masjid yang sekarang beridri kokoh di tengah permukiman warga. “Dulu hanya beberapa Kepala Keluarga (KK) dan penglingsir kami dulu memberikan tempat ini. Tradisi Banca’an atau Megibung ini warisan yang mengikat hubungan sosial antara Muslim dan Puri Kanginan yang penuh dengan prinsip menyama braya,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna mengaku bangga karena toleransi beragama di Kampung Jawa Buleleng berjalan dengan sangat baik. Dirinya mengajak, tradisi ini terus dijaga dan makna yang terkandung di dalamnya bisa diimplementasikan dalam kehidupan saat ini. “Mudah-mudahan tradisi dan maknanya bisa kita implementasikan, sehingga ini menjadi contoh bagi daerah lain,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *