DENPASAR, BALIPOST.com – Dharma Shanti Nyepi digelar Sabtu (6/4) di Art Center, Denpasar. Tidak hanya sebagai ajang berkumpul umat Hindu se-Indonesia, dalam Dharma Shanti Nyepi ini juga akan dibahas terkait memperkuat ekonomi Hindu.

Untuk itu perlu penyatuan pengusaha Hindu seluruh Indonesia. PHDI Pusat mencetuskan GEHI (Gerakan Ekonomi Hindu Indonesia) untuk dapat mencapai tujuan tersebut.

Topik yang akan dibahas dalam Dharma Shanti ini diungkap dalam simakrama yang dilaksanakan Kelompok Media Bali Post (KMB) bersama PHDI seluruh Indonesia dan PHDI pusat pada Jumat (5/4) di Bali TV. Ketua PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya  mengatakan, rangkaian hari suci Nyepi dan Dharma Santhi Nyepi di Bali yang dilakukan di Art Center pada 6 April bertemakan Melalui Catur Brata Penyepian Kita Sukseskan Pemilu 2019.

Ada dua sisi yang dijalankan umat yaitu, darma agama dan darma negara. Ekonomi bisa berjalan baik jika ekonomi umat diperbaiki.

Baca juga:  Meski Kasus Terus Bertambah, Angka Kesembuhan Pasien COVID-19 Denpasar Lampaui 90 Persen

Oleh karena itu, kesempatan ini dijadikan ajang untuk berkumpul umat Hindu se-Indonesia, datang ke Bali untuk berdiskusi dan simakrama, menumbuhkembangkan networking agar tahu potensi wilayah di Indonesia. “Kita dalam Hindu punya konsep-konsep agar bisa Moksatham Jagadhita ya Caiti Dharma. Potensi ini tidak cukup, maka dari itu kita duduk bersama dalam kaitan memperkuat ekonomi, artinya bagaimana menggerakkan ekonomi umat ini dari level terbawah sampai ke tingkat pusat apakah dengan koperasi atau perusahaan-perusahaan terbatas,” bebernya.

Semua komponen bangsa termasuk anak-anak muda dipersiapkan untuk menjadi enterpreneurship dan pendidikannya dengan baik. Simakrama nanti akan menjadi ajang untuk memperkuat ekonomi Hindu maka dari itu Bali (Bantu Ayah Lindungi Ibu) menjadi pusat kegiatan Dharmas Shanti Nyepi tahun ini.

Baca juga:  Gubernur Koster Keluarkan SE Soal penggunaan Tenun Endek, Ini Jadwal Berlakunya

Dengan diadakan di Bali, ia meminta seluruh umat untuk selalu ingat dengan leluhur dan kawitan sehingga menemukan titik terang dari tujuan yang ingin dicapai. “Kita ada dimana-mana. Dulu ketika Gunung Agung meletus, kita berpencar. Di Lampung wenten, di Sulawesi, Sumatra dan sekarang menggeliat. Nah sekarang bagaimana kita menghubungkan niki. Bali menjadi central of gravitynya, office-nya. Yuk kita sama-sama untuk memajukan umat,” ungkapnya.

Untuk tetap menjaga kerukunan umat dalam kebhinekaan, PHDI tidak berdiri sendiri. Ada konsolidasi internal ke dalam lembaga. “Kita bersama-sama MUDP, FKUB, ini sering kita lakukan sehingga komunikasi antar umat beragama menjadi bagus, pemimpinnya di atas damai, masyarakatnya juga damai,” tandasnya.

Selain itu peningkatan tatwa dan jnana (ilmu pengetahuan) juga ditingkatkan, sehingga memiliki pengetahuan yang luas. Dengan demikian menerjemahkan sloka-sloka, akan menjadi lebih universal, sehingga tidak kaku, tidak menjadi radikal, dan keras. “Sehingga dalam pesta demokrasi,ingat ada Panca Sila Krama, jangan sekali-kali menggunakan kekerasan, jangan dengki, iri hati, jangan menipu, korupsi, jangan mabuk minuman atau jabatan,” pungkasnya.

Baca juga:  Sudah Segini, Jumlah Warga Tervaksinasi COVID-19 di Bali

Ketua Umum Panitia Dharma Santhi Nyepi Nasional 2019, Gigin Samudra Antara mengatakan, Dharma Shanti Nyepi Nasional 2019 dilaksanakan di Bali karena sudah lama sekali Dharma Shanti Nyepi dilaksanakan di luar Bali. Terakhir dilaksanakan di Bali pada 1998. “Bali menjadi sentral, umat Hindu yang berada di seluruh Indonesia ini tentunya berasal dari Bali. Maka kita harapkan nanti semua bisa datang pada 6 April di Art Center, Denpasar,” ungkapnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *