Ilustrasi. (BP/istimewa)

Pada Sabtu, 9 Februari 2019, jajaran pers nasional merayakan Hari Pers Nasional (HPN). HPN diperingati bersaman dengan HUT PWI. Pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2018 kental dengan semangat ‘’bersama memerangi hoax’’. Pada HPN 2019 ini, semangat itu kembali dikumandangkan jajaran pers nasional. Pasalnya, penyebaran hoax bukan tambah berhenti melainkan kian meningkat. Apalagi pada tahun politik.

HPN 2019 mesti kita jadikan sebagai ajang pemersatu bangsa untuk bersama-sama menangkal informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar atau dalam bahasa kekiniannya disebut hoax. Hal ini harus mendapatkan perhatian serius semua elemen, baik pemerintah, lembaga pers tak luput juga kita sebagai masyarakat untuk sama-sama memeranginya.

Untuk menjaga iklim demokrasi yang sejuk, pemerintah sebagai pemegang kebijakan harus mengatur secara tegas dan menindak segala bentuk informasi berupa hoax, pemerintah tak boleh lengah apalagi membiarkan hal itu menjadi konsumsi secara terus-menerus di kalangan masyarakat. Karena ini akan mengancam nilai-nilai persatuan di tengah masyarakat.

Baca juga:  Bali, "Anak Manis" Perlu Dukungan Politis

Selanjutnya yang juga tak kalah penting adalah peran lembaga pers sebagai salah satu pilar demokrasi yang berkecimpung langsung dalam mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik. UU Pokok Pers kian diuji. Lembaga pers juga diuji kejujurannya. Namun jangan lupa pada era tanpa sensor ini semua orang bisa bikin situs berita. Untuk itu harus diimbangi oleh masyarakat yang cerdas memilih literasi sumber bacaan yang kredibel. Pilihlah sumber berita yang teruji keandalannya menyebarkan informasi bertahun-tahun.

Baca juga:  Mempersiapkan Generasi Emas Bali

Di sisi lain, diperlukan wawasan dan pengetahuan dalam memahami sebuah informasi yang ada, sehingga kita tidak terjebak maupun mengonsumsi informasi hoax. Peran media adalah mengedukasi dan mencerahkan masyarakat lewat konten pemberitaan yang benar serta dapat dipertanggungjawabkan.

Esensi media itu adalah pesan. Setiap pesan pasti ada konten dengan medium yang berbeda sesuai berkembangan zaman. Subtansinya pesan yang disampaikan tidak boleh berubah tapi mediumnya bisa berubah seiring waktu. Bila peran pers dalam memberdayakan masyarakat lewat edukasi serta pencerahan melalui isi pesannya dapat berjalan dengan baik, maka peran pers akan sangat dahsyat dalam kehidupan masyarakat.

Termasuk menjaga iklim demokrasi yang sejuk. Lembaga pers idealnya berada di luar dari berbagai kepentingan yang ingin menungganginya, independensi dari kekuasaan pun juga tidak berafiliasi dengan partai politik tertentu. Independensi ini menjadi hal yang sakral dan tak boleh dilanggar.

Baca juga:  Polda Bali Luncurkan Aplikasi Salak Bali Perangi Berita “Hoax”

Masyarakat haruslah menjadi subjek. Dia aktif sendiri menjaring dan menyeleksi informasi yang diperlukan. Sebagai bagian yang secara langsung menikmati sehari-hari informasi yang didapatkan dari berbagai media informasi baik cetak maupun elektronik, sudah saatnya masyarakat cerdas dalam menanggapi segala macam informasi. Salah satunya adalah tak perlu ikut menyebarluaskan informasi yang sifatnya belum diketahui benar atau tidak, sehingga informasi tersebut tidak mudah dipercayai sebagai hal benar.

Beberapa cara yang bisa digunakan dalam menangkal informasi hoax di antaranya cermat melihat judul dari berita yang kita baca. Biasanya berita hoax sering kali menggunakan judul yang provokatif dan mengundang sensasi yang berlebihan.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *