Petani sedang melakukan aktivitas di sawah. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – Musim kemarau yang terjadi saat ini menyebabkan ratusan hektare tanaman padi terancam kekeringan. Setidaknya terdapat 205 hektare tanaman padi petani kekurangan air di Tabanan.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tabanan, 205 hektare tanaman padi yang terancam kering ini terjadi di tiga kecamatan yaitu Selemadeg Timur (25 hektare), Penebel (48 hektare) dan Kerambitan 132 hektare. Kepala Bidang Peningkatan Produksi dan Hortikultura Dinas Pertanian Tabanan, Wayan Suandra, Kamis (11/10), mengatakan, seharusnya musim kemarau ini petani menanam palawija karena memasuki bulan kemarau.

Baca juga:  Rusak Terkena Hujan Abu, Hasil Panen Tembakau Menurun

Namun, sempat terjadi turun hujan beberapa kali, sehingga ada beberapa petani yang memutuskan untuk menanam padi. “Ternyata setelah tanam,  hujan tidak turun kembali dan tanaman terancam kering karena kurang air,” jelas Suandra.

Lanjut Suandra, selain 205 hektare tanaman padi yang terancam kering karena kekurangan air, hingga September 2018 telah terdata tanaman padi yang sudah masuk dalam kategori kering ringan. Kondisi ini terjadi di kecamatan Pupuan (7 hektare), Selemadeg Timut (59 hektare), Selemadeg (5 hektare), Penebel (8 hektare) dan Kerambitan (lima hektare) sehingga total yang mengalami kekeringan ringan seluas 84 hektare.

Baca juga:  Bangga Jadi Petani Jangan Sekadar “Tagline”

Dijelaskan Suandra, tingkat kekeringan tanaman padi dibagi atas tiga kategori yaitu ringan, sedang, berat hingga puso. Untuk kekeringan ringan standar pengukurannya adalah tingkat kerusakan kurang dari 25 persen. Sementara kekeringan sedang tingkat kerusakannya antara 25 persen hingga 50 persen sementara jika tingkat kerusakan antara 50 persen  hingga 85 persen termasuk kekeringan berat dan dinyatakan Puso jika tingkat kerusakan mencapai lebih dari 85 persen.

Baca juga:  LRT akan Dibangun di Bali, Proyeksi Anggaran Capai Triliunan

Selain karenanya kekurangan air akibat musim kemarau, beberapa subak juga mengalami undur tanam karena adanya perbaikan jaringan irigasi. Perbaikan ini dilakukan Subak Kesiut Kerambitan seluas 52 hektare dan Subak Benana Penebel seluas 50 hektare. “Kontrak untuk perbaikan jaringan irigasi di dua subak hingga Desember,” ujar Suandra. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *