Gunung Agung sejak beberapa pekan terahir terlihat tenang. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Aktivitas vulkanik Gunung Agung sejak beberapa pekan terakhir mulai sedikit mengalami penurunanan dari fase sebelumnya. Hal itu bisa dilihat tidak pernah lagi adanya erupsi. Kendati begitu, status gunung tertinggi di Bali itu belum diturunkan oleh pihak PVMBG dan masih berada di level III (Siaga).

Secara visual Gunung Agung terlihat tenang. Di atas puncak Gunung Agung terlihat bersih. Tidak ada kepulan asap tebal yang keluar dari dalam kawah gunung. Sesekali hanya terlihat hembusan -hembusan tipis berwarna putih. Semntara dari rekaman alat seismograf masih terekam adanya gempa vulaknik. Hanya saja jumlahnya tidak signifikan.

Kepala Tim Tanggap Darurat Gunung Agung di Pos Pemantauan Rendang, Isyak, Minggu (9/9) mengungkapkan, sejak Agustus aktivitas vulkanik Gunung Agung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Gunung Agung terlihat sedikit lebih tenang dari fase sebelumnya ketika erupsi yang melontarkan lapa pijar. Hanya saja, hingga saat ini alat seismograf masih merekam adanya gempa-gempa vulkanik yang memicu terjadi hembusan.

Baca juga:  Gianyar Jadi Lokasi Seribuan Pengungsi, Bupati Bharata Pastikan Logistik Mencukupi

“Aktivitas Gunung Agung memang mulai sedikit menurun. Tidak lagi pernah terjadi erupsi sejak sebulan terakhir. Hanya pasca adanya gempa Lombok beberapa waktu lalu sedikit mempengaruhi aktivitas Gunung Agung. Dimana jumlah hembusan yang terjadi sedikit bertambah. Hembusan yang terjadi dengan ketinggian maksimal 300 meter. Hembusan masih berwarna putih dan di dominasi uap air. Sebulan hembusan yang terjadi mencapai 30 kali. Jadi sehari rata-rata terjadi 4-5 kali hembusan,” ungkapnya.

Baca juga:  Naik ke Puncak Gunung Agung, Sejumlah Pemedek Alami Kram Kedinginan

Isyak menambahkan, kendati aktivitas Gunung Agung sedikit reda, namun potensi untuk terjadinya erupsi masih tetap ada. Hanya saja, erupsi yang terjadi kecil tidak sebesar fase sebelumnya. Hanya terjadi hedrotermal di kawah. Karena saat ini tekanan magmatik di bawah mulai berkurang.

Sampai sekarang ini belum ada penambahan suplai magma ke permukaan kawah. Sehingga bila terjadi letusan tidak sampai besar melebihi radius 4 km dan masih diprediksi terjadi seputaran kawah. “Karena tekana gas dibawah mulai lemah, jadi untuk memicu erupsi besar masih cukup kecil. Palingan hanya memicu hembusan-hembusan saja,” tegasnya.

Disinggung apakah nantinya akan ada penurunan status ke level waspada dengan turunnya aktivitas ini, Isyak menegaskan, jika sampai sekarang statusnya masih tetap di level III (Siaga).

Baca juga:  Buntut KMP Dharma Rucitra III Belum Dievakuasi, Antrean Truk Pengangkut Logistik Mengular

Jelas dia, untuk penurunan status pihaknya masih melihat perkambangan dan keadaan selanjutnya dari hunung Agung sendiri seperti apa. Kalau memang dari segi kegempaan benar-benar menurun secara konstan dan dari segi deformasi dan komponen yang lainnnya mendukung untuk penurunan ini, baru akan dilakukan koordinasi lebih lanjut untuk dilakukan evaluasi. Apakah status akan diturunkan atau tidak.

“Karena sejauh ini masih ada hotspot di tubuh gunung Agung. Kadang-kadang juga masih terlihat sinar api di puncak. Pada intinya kita terus pantau perkambangan Gunung Agung setiap saat,” tegas Isyak. (eka prananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *