Kepala KPw BI Bali Causa Iman Karana (kiri). (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hasil survei perkembangan properti komersial yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali menunjukkan rata–rata tingkat hunian apartemen service (sewa) adalah 72,94 persen. Angka tingkat hunian ini mengindikasikan terjadi kenaikan persentase rata-rata tingkat hunian yang cukup signifikan, yaitu 10,46 persen.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Causa Iman Karana mengatakan, rata-rata tingkat hunian apartemen service sebesar 72,94 persen, menyisakan 38 unit yang belum tersewakan. Permintaan ini berasal dari wisatawan mancanegara yang long stay di Bali.

Mayoritas adalah turis dari Australia-Perth, karena bertepatan dengan libur dan musim dingin di Australia. Sehingga lebih memilih untuk berlibur (long-stay) di Bali. Hal ini, mendorong naiknya rata-rata harga sewa sebesar 9,03 persen.

Baca juga:  Dunia Usaha Terindikasi Tumbuh Positif

Sementara itu, pasokan apartemen service di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung pada triwulan II-2018 sebanyak 141 unit. Pasokan itu berasal dari 3 proyek apartemen service. Ketiganya berada di wilayah Kabupaten Badung.

Selain survei properti apartemen service, BI juga melakukan survei harga jual apartemen di Bali. Harganya relatif sama dengan harga yang dipublish pada awal tahun. Tingkat penjualannya rata–rata mencapai 73,52 persen.

Namun demikian tidak terjadi penyerapan unit selama triwulan II-2018. “Sektor apartemen tidak begitu diminati sebagai salah satu pilihan investasi di Bali. Sama halnya dengan tahun sebelumnya, investor cenderung lebih memilih kondotel karena terdapat tawaran return investasi dan pemilik unit dapat menikmati properti dalam jangka waktu tertentu,” ungkapnya.

Baca juga:  Kasus Perbekel Pelaga Aniaya Dokter, Kejari Denpasar Tunjuk 2 JPU

Properti lainnya yang disurvei adalah ruang perkantoran. Harga sewa rata-rata ruang perkantoran di Bali adalah Rp 162.500/m2 per bulan dengan rata-rata service Rp 50.000/m2 per bulan. “Ini masih sama dengan triwulan I-2018,” ujarnya.

Sementara tingkat huniannya mengalami sedikit kenaikan yaitu sebesar 0,74 persen, dibanding triwulan sebelumnya. Dari sisi pasokan ruang perkantoran tidak mengalami perubahan karena belum ada gedung perkantoran komersial baru.

Sementara pusat perbelanjaan di Bali memiliki tingkat hunian cukup besar yaitu 85,91 persen dari total pasokan 237.009 m2. Luasan pusat perbelanjaan ini berasal dari 11 pusat perbelanjaan di Kuta, Nusa Dua, Seminyak, Renon dan Benoa.

Baca juga:  Pemkab Badung Tempatkan PCR di Puskesmas Abiansemal I

Tingkat hunian tersebut mengalami peningkatan dengan mayoritas penyerapan berasal dari ritel. Ritel itu adalah ritel yang menjual barang yang mendukung gaya hidup masa kini dan memenuhi kebutuhan wisatawan mancanegara seperti makanan dan minuman, apotek, dan money changer.

Peningkatan rata-rata tingkat hunian sebesar 0,23 persen dari 85,67 persen pada triwulan lalu. Pasokan pada triwulan II-2018 tidak berubah karena belum ada rencana pembangunan pusat komersial baru yang difungsikan sebagai tempat perbelanjaan dengan konsep mall. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *