Presdir PT AP II Muhammad Awaluddin ketika mendampingi Menhub Budi Karya Sumadi meninjau proyek pembangunan Runway III di Bandara Soekarno-Hatta. (BP/ist)

TANGERANG, BALIPOST.com – PT Angkasa Pura II melakukan pembangunan landasan pacu (runway) ketiga Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dengan nilai investasi sebesar Rp 2,6 triliun. Hal ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pergerakan pesawat hingga mencapai 114 pergerakan per jam.

Selain itu, juga untuk mengakomodir peningkatan jumlah penumpang Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Diprediksi akan mencapai angka di atas 100 juta penumpang pada tahun 2025.

Presdir PT AP II Muhammad Awaluddin ketika mendampingi Menhub Budi Karya Sumadi saat meninjau proyek di Bandara Soetta, Minggu (15/4) menyatakan, dengan dibangunnya runway ketiga akan mendapatkan keuntungan aircraft movement yang jauh lebih tinggi yaitu mencapai 114 pergerakan take-off dan landing per jamnya. Hal ini tentunya akan ditunjang dengan adanya East cross taxiway dimana pergerakan pesawat antara runway utara dan runway selatan menjadi lebih efisien.

Baca juga:  Bangga Speed Kemenpar, Kepri Siapkan Sport Tourism Lebih Besar

Pembangunan runway ketiga membutuhkan luas lahan sebesar 216 hektare. Per April 2018, PT Angkasa Pura II telah memiliki tanah seluas 115 hektare sehingga masih diperlukan lagi lahan seluas 101 hektare yang rencananya akan selesai dibebaskan pada September 2018.

Tanah yang dibebaskan mencakup wilayah Kota Tangerang yakni Kelurahan Selapajang Jaya dan Kelurahan Benda, serta wilayah Kabupaten Tangerang yaitu Desa Bojong Renged, Desa Rawa Burung dan Desa Rawa Rengas.

Baca juga:  Tinggalkan Kotak-kotak, Ini Atribut Baru Pengusung Jokowi

Peningkatan pelayanan lainnya juga dilakukan PT Angkasa Pura II yaitu dengan membangun Cargo Village Tahap I dengan dimana saat ini progress pekerjaan bagian apron dan taxiway-nya telah mencapai 78,24%. Pembangunan apron tersebut akan memiliki kapasitas untuk menampung hingga delapan pesawat berbadan lebar (wide body) seperti Airbus A380 dan Boeing 777. Pekerjaan apron dan taxiway Cargo Village Tahap I ditargetkan beroperasi secara keseluruhan pada Juni 2018.

Keseluruhan pengembangan di sisi udara ini tidak lain sebagai upaya perseroan untuk menjadikan Bandara Soetta memiliki daya saing di antara bandara-bandara berkelas dunia lainnya dan juga untuk mengantisipasi pertumbuhan penumpang pesawat di masa depan.

Baca juga:  Mulai Oktober, Bandara Blimbingsari Dikelola AP II

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kunjungan kerjanya mengatakan, Kementerian Perhubungan Ditjen Perhubungan Udara sebagai regulator sangat mendukung upaya pengembangan sisi udara, dengan pengembangan beberapa proyek kunci tersebut dapat meningkatkan pelayanan kepada para maskapai dan juga penumpang.

Dalam kunjungan kerjanya Menteri Perhubungan juga sangat mengapresiasi langkah PT Angkasa Pura II (Persero) yang telah merealisasikan program Padat Karya Tunai (Cash for Work) yaitu dengan melakukan pemberdayaan kepada 250 warga masyarakat sekitar bandara untuk berkontribusi dalam pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang kini tengah dilakukan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *