Kereta api melintas di rel kereta. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Wacana proyek kereta api di Bali sebetulnya bukan hal baru. Hanya saja, yang selama ini didengungkan adalah proyek kereta api keliling Bali untuk keperluan pariwisata.

Sementara sejak 2016 lalu, Pemprov Bali rupanya telah melakukan kajian terkait rencana kereta api dengan jalur Mengwitani-Singaraja. “Apa yang disampaikan beberapa kali oleh gubernur adalah yang pariwisata, akan memutari Bali. Kalau ini (Mengwitani-Singaraja) penumpang biasa. Tetapi tentunya ada panorama Bedugul yang akan dilewati. Ini yang membikin kereta api ini menurut saya sangat bagus,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGA Sudarsana dikonfirmasi, Kamis (12/4).

Baca juga:  Puluhan Kasus Terdeteksi dalam Sepekan, Menkes Ungkap Empat Strategi Tangani Omicron

Menurut Sudarsana, feasibility study (fs) yang dilakukan sejak 2016 telah menelan anggaran Rp 300 juta. Untuk sementara, hasil fs menyatakan kereta api Mengwitani-Singaraja feasible. Hasil itupun tidak mutlak, sebab pemerintah pusat saat ini masih melanjutkan kajian untuk beberapa hal. Selain itu, masih dilihat terkait situasi dan kondisi kontur tanah.

“Dari Denpasar kan naik, bagaimana pemecahannya belum tergambarkan. Nanti di DED (Detail Engineering Design) itu akan kelihatan perkiraan saya. Setelah studi kedua, saya tidak tahu apa namanya, pusat yang bantu, kalau memang OK baru DED,” jelasnya.

Baca juga:  Penertiban Prokes, Sat Pol PP Sasar Pasar Galiran

Kalaupun kajian nanti telah rampung seluruhnya, lanjut Sudarsana, keputusan berlanjut atau tidaknya proyek ini juga bergantung dari gubernur baru. “Apapun perencanaan kita, kalau memang pimpinan, gubernur, bupati atau apa, tidak melanjutkan ya nggak jadi apa-apa karena berkaitan dengan penganggaran, lobi ke pusat, biaya, dll,” imbuhnya.

Sudarsana menambahkan, keberadaan kereta api Mengwitani-Singaraja diharapkan dapat memperlancar arus lalu lintas. Sekalipun di jalur yang sama kini juga tengah dirancang 10 titik shortcut. Namun, penduduk diperkirakan terus bertambah sehingga keberadaan shortcut juga perlu didukung dengan kereta api. (Rindra Devita/balipost)

Baca juga:  Gaji Perangkat Desa di Buleleng Belum Dibayarkan, Ini Sebabnya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *