Ilustrasi. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pernah mengingau saat tidur? Kalau Anda menjawab iya, mungkin ada baiknya mengenali tipe-tipenya.

Mengingau saat tidur merupakan keadaan yang tergolong sering terjadi. Tidak hanya pada anak-anak, hal tersebut juga dapat dialami oleh orang dewasa.

Mengigau dalam bahasa medis dikenal dengan sebutan somniloquy. Sekitar 50% anak-anak berusia 3-10 tahun, dan 5% orang dewasa mengigau dalam tidurnya. Meski kebiasaan ini tergolong tidak berbahaya dan memengaruhi kondisi fisik, mengigau bisa menjadi tanda adanya masalah dengan kesehatan mental Anda.

Baca juga:  Mimpi Buruk? Berikut Efeknya untuk Kesehatan

Dikutip dari klikdokter.com, mengingau pada anak dapat terjadi akibat dirinya terlalu banyak bermain, menonton televisi pada siang hari atau menjelang tidur. Hal ini karena apa yang baru saja dilakukan menjelang tidur terbawa hingga ke mimpi.

Seiring bertambahnya usia, kejadian mengigau akan semakin berkurang. Namun jika hal ini baru terjadi saat seseorang sudah dewasa, maka mengigau bisa dikaitkan dengan kondisi kejiwaan orang tersebut.

Baca juga:  Kondisi Membaik, Satu Pasien Luka Bakar asal Desa Adat Selat di RS Sanjiwani Dipulangkan

Menurut National Sleep Foundation, stres, depresi, kurang tidur, konsumsi alkohol dan demam adalah penyebab utama dari mengigau. Selain itu, keadaan tersebut juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan atau terkait dengan penyakit tertentu seperti sleep apnea. Dalam kasus yang jarang terjadi, mengigau bisa terkait dengan gangguan psikologis atau efek samping obat-obatan tertentu.

Mengigau dibagi menjadi 3 jenis, yaitu ringan, sedang dan berat. Mengingau dikatakan ringan bila kejadiannya hanya 1 kali dalam seminggu, sedang lebih dari 1 kali, dan berat apabila terjadi setiap hari.

Baca juga:  Ekspor Teh Terkendala Tak Standarnya Kualitas Bahan Baku 

Meski bukan sesuatu yang berbahaya, akan tetapi jika mengigau menganggu waktu istirahat dan mengurangi kualitas tidur, maka hal ini harus segera ditangani. Tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat. (Goes Arya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *