Agus Santoso (kanan) saat memberikan keterangan pers. (BP/dok)

JAKARTA, BALIPOST.com – Dalam rangka merangkai dan mengembangkan konektivitas tersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara membangun dan mengembangkan beberapa bandara perbatasan di antaranya adalah Bandara DC Saundale di Rote. Selain itu, Ditjen Perhubungan Udara juga telah membangun infrastruktur berupa 15 bandara baru dan membuat konektivitas baru antar wilayah dengan membuka 85 rute penerbangan baru sepanjang tahun 2017.

Menurut Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso, pembangunan Bandara DC Saundale ini untuk lebih mengembangkan perekonomian di pulau paling selatan Indonesia tersebut. Ia mengatakan, potensi ekonomi Pulau Rote di antaranya adalah wisata alam terutama pantai dan laut, serta potensi agrobisnis rumput laut dan pohon Lontar sebagai tanaman khas Rote.

Baca juga:  "Booster" Mulai 12 Januari 2022, Diberikan ke Kabupaten/Kota yang Sudah Penuhi Syarat Ini

Pohon Lontar mempunyai banyak produk turunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Dari Lontar bisa menghasilkan banyak produk turunan di antaranya bisa diolah menjadi kecap, gula semut yang amat bagus untuk penderita diabetes, obat panas dalam, hingga alternatif bahan bakar pengganti bensin dan solar.

Selain itu, kata Agus, sebagai pulau paling selatan terluar dari Indonesia, posisi pulau Rote sangat strategis dari sisi pertahanan – keamanan dan kemanusiaan. “Dengan adanya transportasi udara yang cepat, selamat, aman dan nyaman, kita juga bisa ikut menjaga pertahanan dan keamanan negara dan membantu dari sisi kemanusiaan bagi warga di Pulau Rote dan sekitarnya,” ujar Agus Santoso.

Baca juga:  AQUA Grup Luncurkan Layanan Bebas Pulsa Aqua

Dimensi Bandara DC Saundale Rote saat ini mempunyai panjang landas pacu adalah 1.650 m x 30 m, taxiway 75 m x 17 m dan apron berukuran 120 m x 85 m. Selain itu bandara tersebut juga dilengkapi dengan terminal penumpang seluas 1.170 meter persegi dan gedung operasional yang terdiri dari gedung perkantoran, gedung navigasi penerbangan NDB, gedung workshop, menara ATC, gedung PKP-PK dan gedung PH.

Dengan fasilitas-fasilitas di Bandara DC Saundale tersebut, Agus mengatakan, cukup bagi operasional penerbangan dan membantu pergerakan dari dan ke bandara Rote dengan penerbangan 2 kali sehari (dua kali datang dan dua kali berangkat) oleh maskapai penerbangan. Pesawat yang bisa beroperasi adalah sekelas ATR 72- 500/ 600 dengan kapasitas angkut 72 seat yang cukup untuk mengakomodir kebutuhan penduduk di P Rote ini. “Selama ini, selain moda udara juga masih ada moda lain lagi yaitu kapal cepat dengan kapasitas 250 penumpang berangkat 2 kali sehari dengan rute Rote-Kupang-Rote,” papar Agus.

Baca juga:  Pemerintah Bisa Hemat Anggaran Subsidi Dengan Stop Impor LPG

Saat ini, jelas Agus, Bandara DC Saundale sudah melayani penerbangan dari maskapai Wings Air dengan rute Rote-Kupang pp dengan menggunakan pesawat ATR 72-600. Agus Santoso berharap dengan semakin berkembangnya penerbangan dari dan ke Pulau Rote juga akan bisa meningkatkan perekonomian sekaligus untuk menjaga kedaulatan NKRI dan membantu misi kemanusiaan. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *