Desa Ciparay menggelar syukuran Adat Guar Bumi, Minggu (29/10) dengan tema ”Ngarawat Adat, Ngaraksa Kahirupan”. (BP/ist)
MAJALENGKA, BALIPOST.com – Desa Ciparay Kec. Leuwimunding, Kabupaten Majalengka menggelar Syukuran Adat Guar Bumi, Minggu (29/10). Dengan tema : ”Ngarawat Adat, Ngaraksa Kahirupan”. Melalui kegiatan ini, Guar Bumi Ciparay ingin menegaskan, arti penting menjaga tradisi dan adat desa.

Kepala Desa Ciparay, Saidi menyebut, seluruh masyarakat turun tangan langsung menyiapkan upacara adat ini. “Terdapat tiga titik konsentrasi kegiatan, di makam buyut bokor, hulu dayeuh dan alun-alun desa,” ujar Saidi, Minggu (29/10).

Gelaran Guar bumi Ciparay semakin meriah dengan berbagai acara antara lain Doa dan Tahlil Akbar, Napak Tilas Sejarah Cikal Bakal Desa, Elaran dan Ritual Syukuran Adat Guar Bumi berupa gelaran tradisi sedekah bumi dan tawur, serta karnaval dondang dan tumbak serta karnaval bebegig sawah.

Acara dimeriahkan dengan Pagelaran Seni Tradisi & Budaya Desa, di mana akan tampil kesenian tari Topeng, Sampyong Calung Genjring dan atraksi sisingaan. Selain itu digelar pula Pameran Kerajinan dan Kuliner Desa.

Baca juga:  Mendag Bidik Ekspor Tumbuh 6,3 Persen di 2021

Tausiah kebudayaan dan Pagelaran Wayang Kulit Langen Budaya bersama dengan KH. Maman Imanulhaq & Ki Dalang H. Rusdi menjadi penutup upacara Guar Bumi ini. Anggota DPR RI, KH. Maman Imanulhaq, turut mendukung acara kegiatan ini. Dia menyebutkan, Guar Bumi adalah agenda rutin tahunan desa sebagai wujud rasa syukur sekaligus permohonan kepada Tuhan Yang Masa Esa agar menurunkan hujan, memberikan kesuburan tanah serta panen berlimpah.

“Dengan merawat adat dan tradisi sesungguhnya kita tengah melakukan upaya untuk menjaga dan melestarikan kehidupan. Alam semesta telah memberikan dan menopang kehidupan manusia, sebaliknya, manusia wajib menjaga dan melestarikan alam,” papar Kiai Maman.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata RI, Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Wawan Gunawan mengatakan, acara ini merupakan kerjasama Kemenpar dengan Pemerintah Kabupaten Majalengka.

Baca juga:  RUPS, XL Bagi Dividen Rp 552 Miliar

“Agenda ini rutin digelar setahun sekali, menjelang awal menanam padi sebelum datang musim hujan. Dengan beragam macam atraksi wisata menarik, upacara ini bisa menjadi daya tarik wisataman nusantara dan mancanegara untuk berkunjung ke Majalengka,” ujar Esthy yang juga diamini Kepala Bidang Wisata Budaya Kemenpar Wawan Gunawan dan Plt Asdep Strategi Pemasaran Pariwisatan Nusantara Hariyanto.

Menurut dia, ritual adat seperti ini sangat menarik bagi wisatawan mancanegara (wisman) dan semua atraksi bisa dieksplorasi. “Tinggal bagaimana mengemas dan mempromosikan wisata ini. Sayang sekali Majalengka punya banyak aset wisata potensial kalau tidak bisa dijual,” kata Wawan.

Kang Wawan Ajen, sapaan Wawan terjun langsung sebagai pendamping dalam pengemasan serangkaian atraksi budaya Guar Bumi. Antusiasme masyarakat sangat besar untuk berpartisipasi dan menyaksikan acara ini.

Baca juga:  Sukses, Peserta Malang Flower Carnival 2017 Meningkat 90 Persen

“Dari mulai konsep dan seluruh rangkaian acara Guar Bumi tersebut menjadi semakin menarik, selain diharapkan mampu mangakomodir berbagai potensi-potensi desa, juga bisa menjadi daya tarik tersendiri menjadi destinasi wisata desa,” papar Wawan Ajen.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa budaya memang menjadi atraksi pariwisata paling kuat dan sustainable. Ia denan konsisten menyebutkan bahwa kebudayaan itu makin dilestarikan akan semakin menyejahterakan.

“Kesenian dan budaya terus kami support untuk terus hadir dan melengkapi atraksi untuk wisatawan. Maka itu, setiap kali ada event seperti ini, kami berharap masyarakat sekitar mendapatkan dampak perekonomian dan pasti ada profit di sana bagi masyarakat,” ujar Arief Yahya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *