Big Sleep Awards. (BP/ist)
JAKARTA, BALIPOST.com – Lagi, lagi, dan lagi, Indonesia juara lagi. Pengakuan dari publik internasional terhadap pariwisata Indonesia termasuk industri di dalamnya semakin kuat dan nyata.

Belum lama ini, majalah National Geographic Traveller mengumumkan para peraih penghargaan “Big Sleep Awards 2017”, tepatnya dalam edisi Juli-Agustus kemarin. Dari 20 kategori yang terbagi dalam pilihan juri dan pembaca, tiga industri hotel di Indonesia dinobatkan sebagai yang terbaik. Pertama adalah Cempedak Private Island untuk kategori “Castaway”.

Dalam ulasannya, juri “Big Sleep Awards” menyebut Cempedak Private Island adalah resort yang menghadirkan fasilitas mewah, namun tetap menerapkan pendekatan pengelolaan keberlanjutan yang sangat kuat. Cempedak memiliki 20 unit boomerang-shaped pool villa yang hampir keseluruhan desainnya menggunakan bambu. Sementara restorannya, sebagian besar bahan bahan makanan diambil dari para pedagang dan masyarakat terdekat.

Cempedak adalah sebuah pulau pribadi seluas 17 hektare yang berjarak sembilan kilometer dari pantai timur di Bintan, Kepulauan Riau. “Dengan waktu tempuh 2,5 jam dari Singapura, ini adalah lokasi yang sebenarnya untuk beristirahat, dimana kemewahan berjalan seimbang dengan kepekaan terhadap lingkungan sekitar, pembangunan berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat lokal dan manajemen konservasi,” tulis National Geographic Traveller.

Baca juga:  Batam Dikepung Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia

Dikelilingi banyak pulau yang belum terjamah, Cempedak adalah salah satu dari sedikit pulau pribadi di sepanjang pantai Bintan yang indah. Cempedak dikelilingi dengan pantai berpasir putih dan dihiasi batu granit putih yang megah. Cempedak Private Island juga dikelilingi hutan hujan tropis yang menjadi tempat bagi beragam populasi burung lokal.

Termasuk burung enggang, elang dan kingfisher. Penghuni lainnya di pulau ini adalah trenggiling dan keluarga berang-berang laut. Cempedak Private Island disebut sebagai yang terbaik untuk kategori ini, dengan Milaidhoo Maldives di urutan dua serta Le Barthelemy, St Barts di urutan tiga.

Tidak hanya di kategori “Castaway”, raihan terbaik dari industri di Indonesia juga terdapat di kategori “People Power”. Di kategori ini “Big Sleep Awards 2017” memberikan penghargaan kepada hotel dengan layanan staff yang sangat berdedikasi sehingga menjadikan pengalaman menginap sangat menyenangkan. Adalah Alila Ubud, Bali.

National Geographic Traveller dalam ulasannya menyebut satu hal yang membuat Alila Ubud layak lantaran kehadiran chef saat breakfast dengan resep minuman marmalade andalannya yakni nanas, daun mint dan adas manis.

Baca juga:  Gianyar Isolasi 68 OTG Terpusat

Alila Ubud, Bali berada di urutan dua setelah Hotel Tresanton, Cornwall, UK. Selanjutnya adalah Gaia Oasis, Bali, yang dinobatkan sebagai yang terbaik untuk kategori “Hometown Hero”.

National Geographic Traveller memberikan penghargaan ini kepada hotel yang dianggap memberikan manfaat lebih terhadap pemberdayaan masyarakat ataupun komunitas lokal di sekitarnya.  Dalam ulasannya, National Geographic Traveller menyatakan, Gaia Oasis Bali dengan lokasinya yang eksotis serta layananya yang khas, menempatkan sebagian besar keuntungannya guna mendukung pemberdayaan masyarakat lokal dengan program sekolah dan makanan gratis serta restorasi karang.

“Hotel bisa menjadi jendela untuk masuk ke satu dunia, sebuah tempat untuk sekadar bersantai, mendapat layanan mewah, dan lainnya. Kami memberi penghargaan terhadap hotel yang kami dan pembaca kami anggap sangat menonjol,” ujar Pat Riddell, editor dari National Geographic Traveller.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan selamat dan mengapresiasi atas penghargaan “Big Sleep Awards 2017”. Ia pun mendorong lebih banyak lagi industri yang dapat memanfaatkan dengan baik natural and cultural resources Indonesia yang tinggi untuk menjadi atraksi yang kuat dalam menarik minat wisatawan.

Baca juga:  Menikmati Sensasi Offroad Menembus Hutan Pinus di Desa Wisata Nglinggo

Kata Arief, kemenangan ini tidak lepas dari kombinasi yang kuat antara natural and cultural resources Indonesia yang tinggi serta keterbukaan dan keramahan masyarakat, ditambah kepiawaian industri dalam menghadirkan konsep dengan pendekatan berkelanjutan yang menjadi daya tarik kuat bagi wisatawan.

“Tentunya dalam pengoperasiannya memperhatikan pendekatan konsep pengelolaan pariwisata berkelanjutan,” ujar Menpar Arief Yahya.

Ia mengatakan, pengelolaan hotel yang ramah lingkungan akan banyak memberikan dampak. Dari sisi bisnis, penerapan konsep ramah lingkungan akan meningkatkan daya saing hotel itu, sehingga akan meningkatkan nilai jual.

Selain itu, wisatawan juga memiliki lebih banyak pilihan. Sebab gaya hidup “hijau” belakangan sudah menjadi tren yang banyak diminati wisatawan. Sebagai gudangnya natural resources, konsep tersebut tentu akan memberikan efek positif bagi pariwisata Indonesia.

“Wisatawan dunia banyak yang concern terhadap pelestarian lingkungan, sehingga akan menempatkan green hotel yang ramah lingkungan sebagai pilihan dan kebutuhan,” ucap dia. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *