PLN Jateng mewujudkan Desa Wisata Pandansari, Batang. (BP/ist)
BATANG, BALIPOST.com – PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah melalui “PLN Peduli” terus mendukung program Menteri Pariwisata RI Arief Yahya dalam pemberdayaan masyarakat di bidang wisata. Kali ini, Program Bina Lingkungan Unggulan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY diwujudkan melalui Desa Wisata (Deswita) Pandansari kabupaten Batang Jawa Tengah.

Pada Selasa (5/9), diresmikan secara langsung oleh Bupati Batang, H. Wihaji, S.Ag., M.Pd, serta General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, yang diwakili oleh Manager Bidang Komunikasi Hukum Administrasi, Audi Royke Damal.

Turut hadir dalam peresmian tersebut Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kab Batang, Bambang Supriyanto; Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Abdul Naser; Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Koko Tetuko; Danramil, Kapten Inf Hari Santoso; Kapolsek Warung Asem, AKP Ahmad Almunasifi; Camat; Kepala Desa; serta Tokoh masyarakat di Desa Pandansari.

Manager Bidang Komunikasi Hukum Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jateng – DIY, Audi Royke Damal mengungkapkan, Deswita Pandansari ini dikembangkan atas kerjasama yang baik antara PLN, Pemerintah serta komunitas masyarakat. Program ini dilatarbelakangi oleh tingginya tingkat urbanisasi masyarakat, serta belum adanya pemanfaatan sumber daya alam yang baik.

Baca juga:  Jakarta Masuk 10 Kota Pariwisata Paling Cepat Tumbuh di Dunia

“Dari latar belakang itu sehingga tercetuslah gagasan PLN berkolaborasi dengan komunitas setempat untuk mengembangkan Desa Wisata di Pandansari,” katanya.

Ditambahkan, dengan adanya pengembangan Desa Wisata Pandansari, masyarakat mulai sadar dan mulai memanfaatkan sistem dan tata pengelolaan yang baik dan berwawasan lingkungan. Salah satu kegiatan yang sudah mulai dikembangkan yaitu pemanfaatan sungai irigasi alami yang digunakan untuk wisata tubing, rafting, outbound anak dan dewasa, serta tersedia pula camping ground.

“Selain kekayaan alamnya yang indah, Deswita Pandansari juga menyuguhkan berbagai macam kearifan lokal, seperti musik dan tari-tarian tradisional. Selain itu, pemberdayaan masyarakat sekitar juga tampak pada munculnya industri rumahan yang memproduksi makanan tradisional seperti opak,” imbuhnya.

Homestay

Seiring makin banyaknya pengunjung, lanjutnya, masyarakat Deswita Pandansari juga mulai mendirikan homestay-homestay yang dapat digunakan sebagai pemasukan tambahan. Dengan begitu, dari usaha-usaha mikro yang mulai dibentuk masyarakat sekitar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan komunitas pengelola.

Baca juga:  30 Persen Peserta Color KasmaRun 2017 dari Negara Tetangga

Dengan adanya dukungan dari pemerintah serta masyarakat setempat, PLN berharap semoga kedepannya Desa Wisata Pandansari akan dapat berkembang secara mandiri dan menjadi desa wisata percontohan.

Selain Desa Pandansari, PLN Peduli juga memberikan bantuan untuk pengembangan Desa Wisata “Lolong Adventure” di Desa Lolong, serta Desa wisata Kalipaingan. Total bantuan yang diberikan PLN untuk pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Batang Rp 400.000.000. Dengan rincian bantuan sarana dan prasarana untuk Desa Wisata Pandansari tahap 1 dan 2 Rp 252.100.000.

Sedangkan bantuan sarana dan prasarana untuk Lolong Adventure Rp 131.000.000, dan bantuan sarana dan prasarana untuk Desa Wisata Kalipaingan Rp 16.900.000.

Bupati Batang, Wihaji mengatakan, dengan bantuan tersebut pihaknya optimis 2022 kabupaten Batang sudah menjadi desa industri dan wisata yang akan dikunjungi wisatawan mancanegara. Wihaji juga menyebutkan bahwa kabupaten Batang masih memiliki banyak potensi alam seperti gunung, pantai serta curug yang belum dimaksimalkan.

Baca juga:  Kemenpar Dorong Perbaikan Regulasi Keimigrasian Timor Leste

Ketua Komunitas Desa Wisata Pandansari Batang, Aminuddin menuturkan, desa wisata Pandansari mulanya dirintis sejak 2012. Namun baru mulai populer di tahun 2014 dengan segala keterbatasan.

“Saat ini ada paket outbond anak dan dewasa, paket tubbing dan rafting mulai 4-6 km, hiking, tracking dan camping, dengan tarif paket mulai Rp45-200 ribu per orang,” terangnya.

Rata-rata pengunjung saat ini mencapai 100-200 orang per hari. Segmen pengunjung mayoritas rombongan dari instansi, sekolahan, maupun keluarga dan perorangan. “Tidak ada tiket masuk, hanya jasa parkir saja. Pengunjung bisa datang bebas mau foto-foto, main di sungai dan lain-lain di luar paket secara gratis,” terangnya.

Terkait akses menuju Deswita Pandansari sangat mudah hanya 15 km dari pusat kota Batang yang bisa ditempuh dengan waktu 20 menit. Deswita Pandansari juga menyuguhkan atraksi khas seperti musik angklung pada waktu-waktu tertentu, serta menyajikan kuliner khas Batang. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *