Tumpukan sampah di TPA Suwung yang makin meninggi terlihat dari Pelabuhan Benoa, Denpasar. (BP/eka)
DENPASAR, BALIPOST.com – Pemkot Denpasar melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) terus berupaya menekan dampak negatif yang ditimbulkan tumpukan sampah di TPA Suwung, terutama masalah bau yang menyebar cukup luas. Pola yang dilakukan, yakni dengan sanitary landfill (pengurukan) dengan tanah.

Menurut Kepala DLHK Kota Denpasar, I Ketut Wisada, selain pengurukan, sampah juga ditutup dengan plastik geomembran. Ia mengatakan pengurukan dengan 200 truk tanah uruk sudah terealisasi. Namun, pengurukan akan berlanjut dengan memanfaatkan tanah uruk yang ada di timur TPA. “Masih ada sekitar 100 truk tanah uruk akan segera dipindahkan untuk menguruk sampah di sisi selatan TPA,” kata Wisada.

Baca juga:  Beri Kontribusi Nyata, Cok Ace Ajak Pemuda Berpikir Kritis

Selain pengurukan, tambah Wisada, pihaknya kini tengah melakukan penutupan sampah dengan menggunakan plastik geomembran. Dari 10 hektar luas lahan TPA, tahun ini Pemkot Denpasar mengalokasikan anggaran untuk menutup empat blok TPA. Luasnya berkisar 4.000 m2 atau sekitar empat hektar. Sedangkan areal atau blok yang belum ditutup akan dibantu Pemkab Badung.

Ditanya soal gencarnya pengurukan dan penutupan sampah di TPA Suwung, Wisada mengatakan salah satunya terkait akan dilaksanakannya konferensi tahunan World Bank dan IMF di Bali. Namun, yang terpenting adalah untuk mencegah dampak negatif yang ditimbulkannya, khususnya masalah bau. “Selain itu, juga untuk menindaklanjuti harapan masyarakat sekitar TPA,” ujarnya. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Angkut Sampah, DLHK Denpasar Minta Tambahan Armada
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *