Usaba Dangsil
Serangkaian Usaba Dangsil, umat membawa Pralingga Ida Batara usai masucian ke Pura Penataran Bungaya. (BP/gik)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Setelah delapan bulan, Usaba Dangsil, sebagai usaba terbesar desa-desa tua yang berpusat di Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, akhirnya masineb, Selasa (11/4). Acara nyineb yang bertepatan dengan Purnama Sasih Kadasa ini sudah dimulai sejak pagi hingga tengah malam, melalui serangkaian prosesi ritual yang sakral.

Diawali dengan ngaturang banten tegeh, kemudian pralingga Ida Batara kairing dari Pura Bale Agung menuju sebuah meru di sekitar Pura Dalem, maduluran lantaran kain kasa dari Pura Bale Agung hingga Pura Dalem. Banten Tegeh seperti gebogan itu dipersembahkan kepada Ida Batara Bagus Selonding dan Ida Batara Kabeh di Pura Bale Agung sejak pagi. Kemudian, siang hari sekitar pukul 13.00 wita, barulah pralingga Ida Batara Lingsir Kairing ke Meru sekitar Pura Dalem.

Saba Kertha Desa Adat Bungaya, I Gede Krisna Adi Widana, mengatakan saat prosesi ini, masyarakat dilarang keras berkata-kata kasar, menyebrang jalan yang dilewati iring-iringan pralingga yang kapundut Pamuit Daha, dari Pura Bale Agung menuju Pura Dalem. “Sebelum prosesi ini, pralingga Ida Batara dari Desa Jungsri, juga napak di Pura Desa, Desa Adat Bungaya,” kata Krisna saat ditemui, Senin (10/4).

Baca juga:  Karya Ngusaba Pura Ulun Danu Batur, Ini Pengalihan Arus Lalinnya
Setelah prosesi ini, ritual selanjutnya dilanjutkan pada malam hari, tepat pada pukul 00.00 wita. Ida Batara Kabeh medal menuju Bale Pengaruman Pura Puseh. Bersamaan dengan itu, pralingga Ida Batara Desa Jungsri juga mantuk ke Pura Puseh Desa Jungsri. Tepat di Bale Pengaruman ini, pralingga Ida Batara malugas. Prosesi terakhir pralingga Ida Batara Lingsir Delod Pasar kairinig ke pasimpenan.

Terkait dengan beradaan sarana tujuh dangsil ini, ditegaskan baru dibongkar setelah serangkaian ritual lainnya selesai. Usai ritual panyineban ini, masih ada serangkaian ritual lainnya.

Pada 12 hingga 14 April dipersembahkan Rejang Kompol di Pura Desa. Rejang Kompol ini menggunakan sarana kekompol dari dan ron (daun enau) dan busung (daun kepala yang masih muda). Selanjutnya 15 sampai 17 April dipersembahkan Rejang Kompol di Pura Maspait dan 18 hingga 20 April dipersembahkan di Pura Gaduh.

Selanjutnya, pada 21 April, berlangsung acara nindih, dimana Daha manda dengan mempergunakan kompol. “Ini sebagai persembahan Ida Batara Gede Gumang, sekaligus menutup rangkaian Usaba Dangsil,” tegasnya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *