Anggota Pecalang atau satuan pengamanan adat Bali memantau situasi jalan Legian saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi di kawasan Monumen Bom Bali, Kuta, Bali. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Siaran radio dan televisi tidak diperkenankan saat Hari Raya Nyepi sejatinya telah menjadi larangan rutin setiap tahun. Akan tetapi, rupanya masih ada saja siaran-siaran yang bocor alias masuk ke Bali.

Terutama dari Jawa Timur dan NTB. “Makanya sekarang ada MoU dengan Balmon (Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio) Jawa Timur dan NTB, karena tahun lalu siarannya masih masuk ke Bali,” ujar Ketua Komisi I DPRD Bali, I Ketut Tama Tenaya.

Baca juga:  Ratusan Petani Tebu Lampung dan Jatim Dilatih Budidaya Tebu yang Benar

Selain MoU, lanjut Tama, KPI Pusat dan Kementerian Kominfo juga sudah diminta agar memberikan imbauan bagi Balmon Jawa Timur dan NTB. Dalam hal ini agar mengurangi daya pancar siarannya supaya tidak masuk ke Bali pada saat Nyepi. Utamanya ke Bali Timur dan Bali Barat.

Berkaitan dengan Nyepi tanpa internet, Tama berharap provider penyedia jasa seluler seluruhnya bisa tertib. Terlebih, sudah ada seruan bersama yang dikeluarkan Majelis Agama dan Keagamaan Provinsi Bali.

Baca juga:  Festival Seni Keagamaan Hindu 2019 Digelar di Surabaya

Internet yang dimatikan hanyalah yang bersifat hiburan, termasuk media sosial. Sedangkan telepon dan SMS masih bisa digunakan. Internet di tempat-tempat vital juga masih dihidupkan.

Mematikan internet saat Nyepi tidak lain untuk menjaga hari raya suci umat Hindu itu tetap hening, berkualitas, dan tapa brata penyepian bisa dilakukan dengan baik. “Di saat Nyepi itulah kadang-kadang kejadian tahun-tahun kemarin itu kan hujat menghujat itu muncul sehingga membuat kegaduhan di masyarakat. Ada yang posting foto, ada yang keluar, ada jual ini jual itu, itu kita hindari,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)

Baca juga:  Sirkuit Mandalika Diharapkan Lahirkan Pertumbuhan Ekonomi Baru di NTB
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *