Petugas Balawista dan Basarnas dibantu masyarakat saat mengevakuasi pria yang terseret arus Pantai Jasri. (BP/istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pantai Jasri yang berlokasi di Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, nyaris memakan korban jiwa. Salah seorang pengunjung atas nama, I Gede Maha Cipta Atmaja (32), asal Banjar Dinas Tenggang, Desa Seraya, Kecamatan Karangasem terseret arus saat bermain di pantai tersebut.

Beruntung, korban segera diselamatkan oleh petugas Balawista, Basarnas, dan warga setempat. Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 17.45 WITA.

Saat itu, korban main air di pantai. Tanpa disadari, terjadi perubahan kondisi gelombang yang tiba-tiba menguat, hingga akhirnya Gede Maha kehilangan kendali dan terbawa arus ke tengah.

Baca juga:  Siswa SD Ditemukan Meninggal di Pantai Padanggalak, Sebelumnya Korban Sempat Membuat Barong

Situasi tersebut dengan cepat memicu respons dari petugas Balawista Jasri yang tengah melakukan pemantauan di area pantai. Melihat kondisi korban yang mulai kesulitan menyelamatkan diri, petugas langsung bergerak melakukan evakuasi darurat.

Upaya penyelamatan juga melibatkan Basarnas serta warga sekitar yang turut membantu dari tepi pantai. Proses evakuasi sedikit terhambat akibat arus laut saat itu cukup kuat dan gelombang datang tidak beraturan.

Namun, berkat koordinasi yang sigap dan pengalaman tim penyelamat, korban akhirnya berhasil ditarik ke darat dalam kondisi selamat. Setelah berhasil dievakuasi, korban langsung dibawa ke RSUD Karangasem untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dari tim medis.

Baca juga:  Banjir Lumpur Dikira Banjir Lahar Dingin di Baturinggit

Kalaksa BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, pada Selasa (30/12), mengungkapkan, Balawista Jasri langsung secara sigap melakukan pertolongan atau penyelamatan terhadap korban yang terseret arus. “Korban berhasil diselamatkan. Selanjutnya korban saat ini sudah dirujuk ke RSUD Karangasem menggunakan mobil ambulans RSUD Karangasem untuk segera mendapatkan perawatan lanjutan,” ujarnya.
Atas kejadian ini, pihaknya mengimbau kepada masyarakat dan wisatawan yang beraktivitas di pesisir, khususnya saat kondisi cuaca dan gelombang sedang tidak stabil, untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab, laut tidak selalu menunjukkan tanda bahaya secara kasat mata. Perubahan arus bisa terjadi dalam hitungan menit.
“Kami mengingatkan pentingnya memperhatikan rambu peringatan, arahan Balawista, serta kondisi alam sebelum berenang atau bermain di pantai. Kesadaran bersama menjadi kunci utama untuk mencegah kejadian serupa terulang, terutama di wilayah pesisir yang ramai dikunjungi masyarakat maupun wisatawan untuk mencegah hal serupa kembali terjadi,” pesan Arimbawa. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Ayah dan Anak Terseret Arus, Sang Anak Ditemukan Pertama Sudah Tak Bernyawa
BAGIKAN