Penanganan pohon tumbang di kawasan Pura Bukit Arca Desa Wanagiri. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Sebuah pohon besar menimpa Pura Bukit Arca di Banjar Yeh Ketipat, Desa Wanagiri, Buleleng, Sabtu (6/12) malam. Peristiwa yang terjadi di jalur utama Singaraja-Denpasar itu tidak hanya merusak sejumlah bangunan pura, tetapi juga menyebabkan arus lalu lintas tersendat.

Perbekel Wanagiri, Made Suparanton, saat dikonfirmasi Minggu (7/12) membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, pohon tumbang setelah hujan mengguyur kawasan setempat sejak pukul 20.00 WITA.

Baca juga:  Menkop Puspayoga Kunjungi Pengungsi di Desa Tegak

Tumbangnya dua pohon berukuran besar itu menyebabkan kerusakan parah pada area pura. Data sementara mencatat tiga pelinggih, satu patung, serta piasan mengalami kerusakan hingga mencapai 90 persen.

“Cuaca saat itu hujan, meskipun tidak lebat. Sekitar pukul 20.30 WITA, sebuah pohon besar di sisi Pura Bukit Arca menimpa bangunan pura. Pohon lain yang berada di dekatnya ikut ambruk ke badan jalan, sehingga menutup jalur utama,” ungkapnya.

Baca juga:  Cuaca Ekstrem, Ubud Dilanda Pohon Tumbang dan Atap Bangunan Roboh

Selain merusak bangunan pura, tumbangnya pohon juga mengakibatkan sebuah tiang listrik patah dan kabel induk melintang di jalan. Kondisi tersebut membuat arus lalu lintas tersendat serta listrik di wilayah sekitar mengalami gangguan.

Penanganan awal dilakukan oleh relawan Destana Wanagiri sejak Sabtu malam. Evakuasi dilanjutkan oleh perangkat desa, TNI, dan Polri pada Minggu pagi bersama masyarakat setempat.

“Relawan sudah turun sejak malam untuk membersihkan pohon yang menutupi jalan. Pagi ini penanganan dilanjutkan bersama komponen masyarakat dan aparat,” tambah Perbekel Suparanton.

Baca juga:  Ajukan Dua Tuntutan Ini, Perwakilan Eks Transmigran Timtim Datangi Pj Bupati Buleleng

Terkait penanganan lanjutan, pihak desa berkoordinasi dengan BPBD Buleleng untuk proses penanggulangan dan perbaikan fasilitas terdampak. Pura Bukit Arca sendiri merupakan tempat suci yang dikelola oleh krama pengempon keluarga, namun masyarakat umum juga kerap melakukan persembahyangan di sana. “ Kita sudah usulkan ke BPBD agar mendapatkan perbaikan,”tambahnya. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN