Dirut Perumda Tirta Hita Buleleng. (BP/yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng mempercepat langkah pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat. Tahun 2026 mendatang, empat Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) mulai dikembangkan. Total investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah.

Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng, Made Lestariana, Kamis (27/11) mengatakan empat SPAM yang disiapkan masuk pengembangan yakni SPAM Bendungan Tamblang, Bendungan Titab-Ularan, SPAM Ambengan, dan SPAM Pegadungan. Empat proyek ini dirancang untuk memperkuat layanan air bersih di kawasan Buleleng tengah, timur, dan barat.

Namun, karena sejak beberapa tahun terakhir pihaknya tidak lagi menerima penyertaan modal dari Pemkab Buleleng, strategi pembiayaan dilakukan melalui skema business to business dengan menggandeng perusahaan swasta.

Baca juga:  PDIP Keluarkan Rekomendasi untuk Wayan Koster-Giri Prasta di Pilkada Bali

Untuk SPAM Bendungan Tamblang, kapasitas air baku yang tersedia mencapai 500 liter per detik. Dari kapasitas tersebut, diproyeksikan dapat melayani hingga 50 ribu pelanggan di wilayah Buleleng tengah dan timur.

Sementara SPAM Titab-Ularan memiliki kapasitas 300 liter per detik. Saat ini baru sekitar 65 liter per detik yang termanfaatkan. Melalui pengembangan yang akan dilakukan, volume layanan ditargetkan meningkat hingga 200 liter per detik, dan dapat menjangkau tambahan 25 ribu pelanggan di wilayah Buleleng barat.

Baca juga:  Lahan Hutan Selat Ditata untuk Destinasi Wisata

“Untuk Titab-Ularan, investasinya tidak sebesar Tamblang karena tinggal pemasangan jaringan transmisi dan distribusi,” jelasnya.

Selain dua SPAM itu, pengembangan juga menyasar SPAM Pegadungan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah Banyuning, Penarukan, dan Kerobokan. Sedangkan SPAM Ambengan difokuskan melayani kawasan Sukasada, Sambangan hingga Panji.

Khusus SPAM Pegadungan dan Ambengan, Lestariana menyebut urgensinya cukup tinggi. Pertumbuhan perumahan dan penduduk di wilayah tersebut dinilai berkembang cepat sehingga permintaan air bersih terus meningkat.

“Untuk SPAM Tamblang dan Titab-Ularan sudah ada MoU dengan dua perusahaan swasta. Sementara Pegadungan dan Ambengan masih kami tawarkan ke pihak swasta atau melalui skema pinjaman ke Bank BPD Bali,” katanya.

Baca juga:  DPRD Minta Rapid Test Massal, Ini Jawaban Tim GTPP Covid-19 Gianyar

Lestariana menambahkan, terakhir kali Tirta Hita menerima penyertaan modal dari Pemkab Buleleng yakni sebelum tahun 2020, dengan nilai rata-rata sekitar Rp 4,5 miliar setiap tahun.

Meski tanpa tambahan modal daerah, ia memastikan pengembangan infrastruktur pelayanan air tetap berjalan dengan memanfaatkan skema kemitraan.

“Layanan air bersih wajib terus berkembang mengikuti kebutuhan masyarakat. Jadi, meskipun tanpa penyertaan modal, kami tetap jalankan melalui sinergi dengan swasta,” tandasnya. (Yudha/balipost)

 

BAGIKAN