Perbekel Pangkung Karung, I Wayan Subawa, S.H. (BP/istimewa)

TABANAN , BALIPOST.com – Berbekal potensi budaya dan alam pertanian, Desa Pangkung Karung, Kecamatan Kerambitan, mulai berbenah untuk bisa menuju status desa wisata. Diawali dengan terbentuknya Pokdarwis Arung Buana pada Januari 2025, ditargetkan desa wisata Pangkung karung sudah bisa mulai menerima kunjungan wisatawan di tahun 2027.

Perbekel Pangkung Karung, I Wayan Subawa, S.H., mengatakan salah satu potensi utama yang diunggulkan adalah Tari Sang Hyang Memedi, tarian sakral warisan leluhur yang tetap dilestarikan masyarakat setempat. Subawa menegaskan, pelestarian budaya adiluhung ini tentu harus berjalan beriringan dengan pengembangan pariwisata. “Sang Hyang Memedi merupakan identitas desa kami. Pengembangan wisata justru harus memperkuat keberadaan budaya itu,” ujarnya, Kamis (27/11).

Baca juga:  Nusa Penida Jadi Prioritas Nasional Pengembangan Desa Wisata

Tarian sakral tersebut juga telah membuktikan kualitasnya di tingkat daerah. Dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025, kolaborasi Sang Hyang Memedi dengan kesenian Bleganjut yang ditampilkan duta Tabanan dari Desa Marga Batan Nyuh berhasil meraih Juara II, sehingga semakin mengukuhkan daya tarik budaya ini.

Selain potensi budaya, Pangkung Karung juga memiliki potensi alam yang menjanjikan. Di Desa Adat Selingsing atau di bagian barat desa, terbentang hamparan persawahan berundak yang menyerupai miniatur Jatiluwih. Lanskap ini menjadi salah satu daya tarik visual yang akan ditawarkan kepada wisatawan.

Baca juga:  Lahan Pertanian Produktif Diberikan Tarif Khusus

Dan untuk lebih memperkuat atraksi, desa menyiapkan pengembangan jalur tracking, swing (ayunan wisata), hingga konsep coffee staycation. Selain juga akan merancang sebuah Lapangan mirip seperti di lapangan Alit Saputra, dimana disana akan dirancang panggung kecil sebagai ruang pertunjukan budaya, termasuk pementasan Sang Hyang Memedi di masa mendatang.

Meski memiliki potensi besar, Subawa menegaskan bahwa desa wisata tidak bisa lahir tanpa dukungan penuh dari pemerintah daerah dan kolaborasi berbagai pihak. “Membangun pariwisata itu mahal. Perlu sinergi antara desa, swasta, masyarakat, dan Pemda agar Pangkung Karung bisa segera terealisasi sebagai desa wisata. Dampaknya akan langsung pada peningkatan PAD desa dan daerah,” jelasnya.

Baca juga:  Ny. Putri Koster Ingin Pertanian dan Kerajinan Lokal Bali Jadi Penopang Kuat Sektor Pariwisata

Saat ini, kesiapan desa baru mencapai sekitar 50 persen, terutama pada aspek SDM dan kebersihan lingkungan. Namun sejumlah infrastruktur masih perlu ditangani, termasuk akses jalan usaha tani yang akan menjadi jalur short tracking sepanjang kurang lebih 1 kilometer dan long tracking sekitar 5 kilometer, serta jalur lingkar Pangkung Karung menuju Seronggo. “Ini cita-cita besar kami, dan sedang kami wujudkan selangkah demi selangkah,” tutup Subawa. (Dewi Puspawati/balipost)

 

BAGIKAN