
JAKARTA, BALIPOST.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan Pendidikan Profesi Guru (PPG) tidak berhenti pada tahun 2025. Rencananya PPG akan tetap berlanjut hingga tahun 2027.
Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (Dirjen GTKPG) Kemendikdasmen Nunuk Suryani, dikutip dari Kantor Berita Antara, mengatakan pihaknya beberapa kali mendapatkan pertanyaan tersebut dari banyak pihak, termasuk dari Komisi X DPR RI terkait keberlanjutan PPG.
“Jadi kemarin ada pertanyaan juga dari Komisi X DPR RI apakah benar bahwa PPG ini akan berakhir pada tahun ini? Saya jawab tidak,” ujar Dirjen GTKPG Kemendikdasmen Nunuk di Jakarta Pusat, Senin.
Ia menjelaskan pihaknya sudah menyusun skema terkait peningkatan kesejahteraan guru melalui keikutsertaan dalam PPG bagi mereka yang saat ini sedang menyelesaikan pendidikan S1/D-IV sebagaimana yang diwajibkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Nunuk mengatakan pihaknya memastikan mereka yang baru akan mendapatkan kualifikasi pendidikan S1/D-IV pada tahun 2026 hingga 2027 tetap mendapatkan kesempatan untuk mengikuti PPG pada tahun tersebut.
“Jadi kalau misalnya yang S1, D-IV yang baru mengikuti Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) itu nanti juga ada kesempatan PPG. Bahkan, kami juga sedang merencanakan jika memungkinkan untuk PPG kedua bagi guru-guru di sekolah-sekolah yang kekurangan guru dulu,” katanya.
Ia mencatat jumlah guru yang tengah mengikuti program pemenuhan kualifikasi pendidikan minimal S1/D-IV mulai semester 1 ataupun semester 2 pada tahun ini sebanyak 12.500 guru.
Oleh karena itu, Nunuk memperkirakan sebanyak 11.094 guru dengan kualifikasi pendidikan S1/D-IV siap mengikuti PPG pada tahun 2026, sementara sisanya sebanyak 1.406 guru siap mengikuti PPG pada tahun 2027.
Terkait guru, Kemendikdasmen juga akan memberikan beasiswa untuk 150.000 guru di seluruh Indonesia pada 2026.
“Tahun depan kami akan memberikan kesempatan belajar untuk guru-guru yang belum D4 atau S1 untuk dapat menempuh studi S1 dengan sistem Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL),” kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti dalam acara Seminar Wisuda Universitas Terbuka di UT Convention Centre, Tangerang Selatan, Senin (24/11).
Mendikdasmen memaparkan pihaknya telah mengalokasikan beasiswa sebesar Rp3 juta per semester bagi 150.000 guru di seluruh Indonesia.
Ia menyebut metode beasiswa dengan sistem RPL dipilih agar nantinya pengalaman guru yang telah mengajar dapat diakui dan masuk ke dalam beban kredit untuk menyelesaikan studi S1.
“Guru diharapkan bisa meningkat kesejahteraannya kalau dia memenuhi kualifikasi S1, karena dengan dia S1 bisa ikut Pendidikan Profesi Guru (PPG). Mudah-mudahan dengan kuliah PPG, (para guru) memenuhi persyaratan (untuk) dapat tunjangan sertifikasi,” ujarnya.
Abdul Mu’ti menyatakan beasiswa ini akan dibuka untuk seluruh guru yang belum menyelesaikan studi D4/S1, melalui skema yang nantinya segera diumumkan.
Program beasiswa ini, lanjut dia, juga sekaligus menjadi bukti keberlanjutan dari program yang sudah berjalan, dengan 12.500 guru saat ini yang menjadi penerima manfaat.
“Dari sinilah kami berusaha untuk menata sistem dan kami berusaha untuk bagaimana agar inovasi-inovasi itu dapat memenuhi amanat konstitusi dan dapat menjadi pintu untuk kita membangun pendidikan berkualitas. Kami sadar betul pendidikan berkualitas itu dimulai dari guru-guru yang berkualitas dan pendidikan yang berkualitas itu juga ditentukan oleh sarana dan prasarana pembelajaran yang juga berkualitas,” tutur Abdul Mu’ti. (kmb/balipost)









