
AMLAPURA, BALIPOST.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Karangasem mencatat prevalensi kasus stunting di Kabupaten Karangasem per Oktober 2025 sebesar 4,50%. Data kasus stunting tersebut bersumber dari sigiziterpadu.kemkes.go.id. Melihat kasus itu, Dinkes telah menjalankan berbagai program untuk menekan kasus stunting tersebut kedepannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem, dr. I Gusti Bagus Putra Pertama, Kamis (13/11) mengungkapkan, ada banyak faktor yang memengaruhi terjadinya stunting, diantaranya pola asuh seperti praktek pengasuhan yang tidak baik, kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan.
“Selain itu juga, pola akses seperti belum maksimalnya akses ke air bersih dan sanitasi juga dapat mempengaruhi faktor stunting ini. Faktor lain juga, balita mengalami stunting adalah kekurangan gizi, cacingan dan factor penyakit yang lainnya. Jadi, khusus bagi ibu hamil harus memperhatikan pola akan yang baik agar mendapatkan asupan gizi yang mencukupi. Maka dari itu, ibu hamil wajib mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah agar bayi di dalam kandungan tumbuh sempurna,” ujarnya.
Pertama mengatakan, melihat kasus stunting ini, pihaknya telah melakukan upaya dan langkah-langkah yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem diantaranya, meningkatkan pengetahuan keluarga terhadap kesehatan dan gizi melalui penyuluhan dan sosialisasi, menyediakan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang berbasis pangan lokal kepada balita bermasalah gizi dan ibu hamil yang kekurangan energi kronis.
“Selain itu, kita menyediakan dan memberikan Pangan olahan untuk keperluan medis khusus (PKMK) berupa susu yang direkomendasikan dari dokter ahli anak yang diberikan kepada balita stunting. Melaksanakan pemeriksaan Ibu hamil baik yang berisiko stunting maupun tidak berisiko stunting, melaksanakan skrining anemia dan pemberian tablet tambah darah pada Remaja putri, serta melakukan sosialisasi desa bebas buang air besar sembarangan dan pemanfaatan air bersih,” katanya.
Dia menjelaskan, berbagai program juga telah dilakukan, mulai dari germas yakni aktivitas fisik, prilaku hidup sehat, ketahanan pangan dan gizi, pencegahan dan deteksi dini penyakit dan peningkatan kualitas air bersih dan sanitasi lingkungan. Termasuk pemberian vitamin kepada ibu hamil, IMD dan ASI ekslusif, ASI sampai dua tahun, pemberian obat cacing, akses air bersih dan sanitasi lingkungan, imunisasi lengkap fortifikasi dan JKN.
“Kami juga sudah melakukan penyuluhan mencuci tangan buang air bersih tidak sembarangan. Karena factor itu juga dapat menimbulkan terjadinya stunting,” jelas Pertama. (Eka Prananda/balipost)










