Camat Selemadeg Barat, Putu Wirawan, menunjukkan proses pembuatan produk sabun organik.(BP/Bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Di tengah upaya menjaga lingkungan dan mendorong pola hidup berkelanjutan, sosok I Putu Gede Wirawan, Camat Selemadeg Barat, menjadi figur inspiratif di Tabanan.

Ia dikenal sebagai pejabat yang tidak hanya mengedepankan pelayanan publik, tetapi juga aktif menggerakkan masyarakat untuk peduli lingkungan melalui pemanfaatan bahan organik dan pembuatan produk ramah lingkungan berbasis ecoenzim.

Berawal dari kepeduliannya terhadap limbah rumah tangga dan pencemaran lingkungan, mantan Camat Pupuan ini juga mulai mengembangkan ecoenzim dari sisa buah dan sayur sejak beberapa tahun terakhir. Dari hasil fermentasi itu, ia kemudian mengolahnya menjadi beragam produk bermanfaat seperti sabun cair, pembersih serbaguna, hingga pupuk organik cair yang digunakan di pekarangan rumah warga dan kantor pemerintahan.

Baca juga:  Pantau Kondisi Gunung Agung, Pos Pengamatan Didirikan di Batusesa

“Konsepnya sederhana, bagaimana limbah organik bisa kita olah kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan. Dari situ lahirlah sabun alami yang ramah lingkungan selain juga pupuk organik,” ujarnya dikonfirmasi Rabu (5/11).

Wirawan menjelaskan, ecoenzim merupakan hasil fermentasi antara sisa bahan organik seperti kulit buah, gula merah, dan air dalam waktu tertentu. Cairan hasil fermentasi tersebut memiliki berbagai fungsi, mulai dari penghilang bau, bahan pembersih alami, hingga disinfektan yang aman bagi lingkungan.

Selain digunakan sendiri, ia juga kerap mengedukasi dan mengajak perangkat desa dan kelompok PKK di wilayahnya untuk ikut membuat dan memanfaatkan produk tersebut. Sabun yang dibuatnya ini bisa digunakan untuk cuci baju, mandi termasuk sampo, dan relatif aman bagi kulit karena mengandung unsur buah. Pembuatannya juga sangat sederhana yakni Metil ester asam salisilat sebagai bahan baku sabun dipanaskan dengan api kecil setelah terurai baru diberi garam biar kental, setelah agak dingin baru dicampur ecoenzim ditambah pewangi alami.

Baca juga:  Terdampak COVID-19, Ini Harus Dilakukan Pelaku UMKM

“Banyak temen yang sakit kulit dan jenuh pakai sabun kimia beralih ke sabun ecoenzim, selain bahan baku murah juga sehat. Harapan saya, gerakan kecil ini bisa menjadi budaya baru di masyarakat. Kalau setiap rumah tangga bisa memanfaatkan limbah dapur menjadi produk seperti ecoenzim, tentu volume sampah organik bisa berkurang drastis,” tambahnya.

Selain ecoenzim, Wirawan juga aktif memperkenalkan konsep pertanian organik kepada petani di wilayahnya. Ia kerap mendampingi kelompok tani untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan beralih ke pupuk alami buatan sendiri. Ia berharap dengan kegiatan kecil ini dapat membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal kecil – dari dapur rumah tangga, menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Menjaga Daulat Energi

 

BAGIKAN