
BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Songan, Kintamani akan menggelar upacara pemayuh jagat. Upacara tersebut dilaksanakan untuk memohon keselamatan dan kedamaian, menyusul serangkaian kejadian meninggal dunia di luar kewajaran, termasuk bunuh diri dan pembunuhan di wewidangan Desa Adat Songan.
Ketua Panitia I Jro Saba, Senin (27/10), mengatakan bahwa keputusan pelaksanaan upacara ini telah disepakati dalam rapat peduluan Desa Adat Songan pada 26 Oktober lalu. Upacara pemayuh jagat rencananya akan dilaksanakan pada Rabu (29/10) di Pura Bale Agung Desa Adat Songan.
Upacara dilaksanakan sesuai dresta desa adat setempat dan akan dipuput oleh Jro Mangku, Jro dasaran, Jro Balian, Jro kubayan dan Jro penyarikan Desa Adat Songan. “Secara teknis pelaksanaan upacara tersebut diserahkan kepada kami panitia Pura Ulun Danu Batur,” kata Jro Saba.
Upacara Pemayuh Jagat kali ini dilaksanakan secara khusus untuk menyikapi rentetan musibah/kejadian yang terjadi belakangan ini.
Diungkapkan Jro Saba bahwa sejumlah kejadian di Songan telah menjadi perhatian luas bahkan hingga pimpinan tertinggi daerah prihatin terkait kondisi itu. “Sampai Gubernur juga menelpon saya, ‘Kok bisa sampai seperti itu?’,” kata Jro Saba.
Karena itu setelah melakukan kajian dan mendengarkan masukan dari masyarakat, peduluan adat memutuskan untuk mengambil langkah yakni melaksanakan Pemayuh Jagat, untuk memohon keselamatan.
Melalui upacara Pemayuh Jagat ini, diharapkan Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan penugrahan dan petunjuk suci kepada krama Desa Adat Songan mengenai hal-hal apa yang seharusnya dilakukan. Secara Sekala diharapkan seluruh krama Songan dapat memanfaatkan momen ini untuk menghaturkan sembah bakti nunas kerahayuan dan bersama-sama mulat sarira (introspeksi diri). (Dayu Swasrina/balipost)










