
TABANAN, BALIPOST.com – Capaian luas tanam padi di Kabupaten Tabanan tahun 2025 ini terancam tidak bisa memenuhi target yang ditetapkan pemerintah pusat. Pasalnya, dari target 43.168 hektare, hingga Oktober ini realisasinya baru mencapai 29.378 hektare.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Suadaya, menilai target dari pusat terlalu tinggi untuk semua kabupaten di Bali, termasuk Tabanan. Padahal, secara historis, kemampuan tanam padi di Tabanan rata-rata hanya berkisar 35.000 hektare per tahun, dengan target sebelumnya berada di angka 38.000 hektare. Kondisi ini membuat target tahun 2025 dinilai kurang realistis.
“Kalau capaian rata-rata kita setiap tahun hanya 35 ribu hektare, wajar kalau target kali ini sulit dipenuhi. Bukan karena petaninya tidak mampu, tapi karena targetnya memang terlalu besar,” tegasnya, Senin (20/10).
Selain faktor target, kendala pengairan juga menjadi persoalan tahunan. Beberapa subak kerap terganggu akibat bencana alam atau dampak musim kemarau yang berkepanjangan. “Jadi kayaknya belum bisa tercapai dari target itu,” katanya.
Meski demikian, Suadaya memastikan hingga kini aktivitas tanam di lapangan tetap berjalan normal. Laporan dari tiap kecamatan menunjukkan belum ada kelompok tani yang menunda masa tanam meskipun tengah memasuki musim kemarau.
“Masih aman, mudah-mudahan cuaca tetap bersahabat sehingga pertumbuhan padi di Tabanan bisa maksimal,” ujarnya
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Nyoman Budana, menjelaskan, target yang diberikan pusat mencakup berbagai jenis penanaman. Di antaranya padi reguler seluas 47.758 hektare, pengembangan padi gogo 9 hektare, padi di sawah tadah hujan 47 hektare yang dibantu pompanisasi, serta program padi dari Kementerian Pekerjaan Umum 354 hektare.
“Target 43.168 hektare itu kami terima dari pusat, dan hingga September realisasinya baru 29.377 hektare,” ujar Budana.
Ia menyebut, penyumbang terbesar luas tanam berasal dari Kecamatan Penebel dengan 3.864 hektare, disusul Kediri 2.749 hektare, Kerambitan 2.187 hektare, dan Selemadeg Timur 2.078 hektare. “Masih ada waktu sampai Desember untuk menambah capaian, tapi realistisnya sulit mencapai target penuh,” jelasnya. (Puspawati/balipost)