
DENPASAR, BALIPOST.com – Kematian mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud berinisial TAS (22), yang sempat dikaitkan dengan meninggalnya korban karena tekanan penyusunan skripsi, mendapatkan klarifikasi dari para dosen pembimbingnya.
“Kami sudah melakukan klarifikasi langsung kepada dosen pembimbing skripsi korban. Proses bimbingan skripsi secara formal baru berjalan sekitar 20 hari dan telah dilakukan bimbingan sebanyak dua kali,” ungkap Ketua Unit Komunikasi Publik (UKP) Universitas Udayana (Unud), Dr. Ni Nyoman Dewi Pascarani, S.S., M.Si., Senin (20/10).
Korban dikatakan merupakan mahasiswa berprestasi. Almarhum memiliki indeks prestasi cukup tinggi, IPK-nya 3,91. Cukup cerdas dari sisi akademik. Keseharian juga baik. Dari rekaman teman-temannya (korban) bisa berkomunikasi dengan baik, tandasnya.
Proses bimbingan skripsi pun berjalan baik, sangat komunikatif, dosen pembimbing selalu mengakomodir topik yang diajukan korban. Dari keterangan dosen pembimbing tidak ada catatan atau keluhan korban selama bimbingan.
“Kami mengecam keras segala bentuk ucapan komentar atau tindakan nir-empati, perundungan dan kekerasan verbal yang tidak empati baik di dunia nyata maupun ruang digital. Karena hal itu melanggar nilai-nilai dari Tri Darma Perguruan Tinggi dan etika universitas,” kata Dewi.
Sebelumnya diberitakan, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud berinisial TAS (22), ditemukan tergeletak di halaman salah satu gedung FISIP, Jalan Sudirman, Denpasar, Rabu (15/10). Korban diduga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 4 gedung tersebut. Mahasiswa berprestasi ini langsung dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Akibat simpang-siur informasi terkait meninggalnya, TAS (22), membuat pihak keluarga almarhum bingung. Oleh karena itu, ayah korban, LTP mendatangi Polresta Denpasar untuk minta kejelasan terkait penyebab meninggalnya TAS, Sabtu (18/10).
“Tujuannya untuk minta kejelasan terkait penyebab atau kronologisnya meninggalnya korban,” ujar Kasi Humas Polresta Denpasar Kompol Ketut Sukadi saat dikonfirmasi pada Senin (20/10).
Sementara Kompol Sukadi menjelaskan bahwa masih dilakukan penyelidikan oleh Satresksim Polresta Denpasar dan Polsek Denpasar Barat. Hal ini dikuatkan statemen Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Muhammad Iqbal Simatupang, Jumat (17/10) jika pihaknya akan menyelidiki kasus tersebut.
Sempat beredar informasi jika meninggalnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud berinisial TAS (22) dengan cara lompat dari lantai 4, diduga karena di-bully (perundungan). (Kertanegara/balipost)