
BANGLI, BALIPOST.com – Upacara Ngusaba Kapat merupakan salah satu upacara besar yang dilaksanakan setiap tahun di Pura Hulundanu Batur, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Upacara ini merupakan ungkapan rasa syukur dan permohonan keseimbangan alam, kesuburan pertanian, serta keselamatan jagat.
Sebelum puncak karya yang jatuh pada Purnama Kapat, Senin (6/10) mendatang, salah satu prosesi penting dalam rangkaian karya ini adalah Ida Betara dari pura masing-masing dadia di Desa Adat Songan kaodal atau tedun (turun) ke Pura Hulundanu Batur.
Ketua Panitia Upacara, Jero Saba mengatakan prosesi tedun ini berlangsung, Kamis (2/10) pukul 21.00 WITA. Ribuan krama dari masing-masing dadia mengikuti upacara sakral ini dan mengiringi Ida Sesuhunan sampai ke penataran Pura Hulundanu Batur.
Hal ini menunjukkan partisipasi spiritual seluruh krama Desa Adat Songan dalam karya besar ini. Saat upacara besar seperti Ngusaba Kapat ini, Ida Betara di masing-masing dadia tedun dari stana sucinya untuk “lunga” (berangkat) ke pura utama, dalam hal ini, Pura Hulundanu Batur guna mengikuti karya dan bersatu secara niskala dengan manifestasi Ida Betara lainnya.
Beberapa hari sebelum puncak karya, masing-masing dadia di Desa Songan melaksanakan upacara ngingsah dan mapejati, yakni prosesi menyiapkan sarana upakara dan memohon izin kepada Ida Betara agar berkenan lunga. Umat dari masing-masing dadia membersihkan pura, menghaturkan bebantenan, serta mempersiapkan pralingga atau lingga Ida Betara yang akan dibawa dalam prosesi.
Pada hari yang telah ditentukan dalam kalender upacara, dilakukanlah prosesi lunga Ida Betara. Masing-masing dadia, dengan diiringi pemangku, tetua dadia, serta warga yang membawa upakara dan iringan gambelan, berjalan kaki menuju Pura Hulundanu Batur.
Dalam prosesi ini, pralingga Ida Betara diusung dengan penuh hormat dan kesakralan. Umat mengenakan pakaian adat lengkap, membawa banten, tedung, dan perlengkapan suci lainnya. “Prosesi ini menunjukkan bahwa Ida Betara dari setiap dadia berangkat menghadiri undangan karya, layaknya tamu agung yang akan menghadiri sidang suci di pusat jagat Songan,” kata Jero Saba, Jumat (3/10) didampingi sejumlah panglingsir pura.
Sesampainya di Pura Hulundanu Batur, masing-masing Ida Betara dari dadia diterima secara niskala di jaba tengah dan jaba jero. Pemangku setempat memimpin upacara penyambutan (penganyar) dan meletakkan pralingga Ida Betara di tempat yang telah disediakan. Selama di sana, Ida Betara dari Dadia turut berstana (kaodal) bersama Ida Betara utama di Pura Hulundanu hingga upacara selesai. (Pramana Wijaya/balipost)