Dermaga di Danau Batur, Kintamani. (BP/Ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Rencana pengembangan pariwisata di Danau Batur melalui kerjasama yang dilakukan antara Perusahaan Daerah (Perusda) Kabupaten Bangli, PT Bhukti Mukti Bhakti (BMB), dengan investor asal Korea, menuai sorotan masyarakat. Salah satu proyek yang menjadi perhatian adalah rencana pengoperasian kapal pesiar bertenaga listrik di Danau Batur.

Banyak masyarakat yang khawatir kehadiran proyek tersebut akan berdampak pada pencemaran dan kesucian danau, menyingkirkan masyarakat dan mematikan industri lokal.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Bangli I Komang Carles, menyatakan bahwa pihaknya akan segera memanggil perseroda BMB untuk meminta penjelasan resmi dan detail terkait isi kerja sama, terutama mengenai kewajiban investor.

“Jujur saya baru mengetahui informasi ini. Dalam waktu dekat saya akan minta penjelasan ke perseroda BMB mengenai kerjasama ini. Jangan sampai pemerintah cari pendapatan tapi mengabaikan dampak sosial, lingkungan,” kata Carles, Minggu (28/9).

Menurut Carles banyak aspek yang harus diperhatikan pemerintah sebelum kerjasama tersebut dilaksanakan. Carles mempertanyakan siapa yang dapat menjamin bahwa jika kapal pesiar tersebut beroperasi, tidak akan membuang limbah ke Danau Batur.

Baca juga:  Hotel Karantina Wisman di Bali Ditambah

Apakah dengan menerapkan teknologi listrik, akan menjamin kapal pesiar itu nantinya tidak dibuang limbah ke danau? “Itu harus diperhatikan Pemkab Bangli. Kalau ada pencemaran sejauh mana tanggungjawab mereka,” ujarnya.

Carles secara tegas juga mengingatkan bahwa setiap investor wajib memperhatikan visi pembangunan Bali dan Bangli yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Selama ini dalam menjaga kesucian dan kelestarian kawasan danau, gunung, dan sumber mata air secara Niskala, pemerintah dan masyarakat adat rutin melaksanakan upacara di Danau. Ia pun mempertanyakan kesanggupan investor untuk melaksanakan upacara tersebut secara rutin.

“Karena ini menyangkut kesucian danau pemerintah juga harus memintai pendapat dari tokoh adat dan agama di kawasan Danau Batur untuk mengkaji mengenai kewajiban apa yang harus mereka laksanakan,” tegasnya.

Dari aspek sosial, Carles juga meminta agar Pemkab memperhatikan keberlangsungan industri boat wisata milik warga lokal yang sudah beroperasi di Danau Batur. “Di Danau Batur kan selama ini sudah ada beroperasi boat wisata milik warga lokal. Seperti apa nantinya keberlangsungannya. Ini harus diperhatikan. Pada prinsipnya, sebelum MoU ini dilaksanakan, tolong item satu per satu harus detail. Kalau gak mau dilaksanakan investor, lebih baik jangan,” kata wakil rakyat asal Batur itu.

Baca juga:  Agar Diakui Dunia, Citra dan "Brand Awareness" Arak Bali Mesti Dijaga

Sorotan juga datang dari masyarakat Kintamani I Made Somya. Ia mengkhawatirkan bahwa konsorsium yang akan dibentuk nantinya akan didominasi oleh investor luar, yang pada akhirnya akan meminggirkan industri dan masyarakat lokal.

Somya meminta Pemerintah Daerah Bangli agar tidak serta merta mengikuti arah wisata di tempat lain yang berorientasi bisnis kapitalis, melainkan melakukan kajian filosofis dan sosiologis sebelum melanjutkan proyek.

Sebagaimana yang diketahui penandatanganan kerjasama antara PT BMB dengan dengan investor Korea, PT GMS Invest Internasional berlangsung di Ruang Rapat Bupati Bangli, Jumat (26/9) lalu. Penandatanganan MOU ini dihadiri oleh Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Direktur PT BMB, Direksi PT GMS Invest Internasional, serta sejumlah pejabat daerah terkait.

Baca juga:  BWF akan Gelar Leg Asia 2021 di Bali

Dikatakan Sedana, pemerintah daerah menyambut baik kerja sama ini karena investasi yang ditawarkan ramah lingkungan yakni Kapal pesiar bertenaga terbarukan seperti hidrogen, gas alam cair (LNG), dan energi surya. Hal ini dianggap merupakan solusi untuk pariwisata masa depan yang lebih berkelanjutan, mengurangi jejak karbon, dan memungkinkan eksplorasi destinasi ramah lingkungan di Danau Batur.

Direktur Utama PT BMB Anak Agung Wibawa Putra mengatakan bahwa MOU ini akan menjadi landasan untuk kerja sama yang lebih konkret di masa depan.

Proyek yang akan dibangun mencakup pengoperasian kapal pesiar bertenaga listrik yang ramah lingkungan dan pengembangan serta pengoperasian kompleks olahraga air rekreasi, dengan memanfaatkan kapal listrik yang dilengkapi teknologi baru dari Korea. (Dayu Swasrina/Balipost)

BAGIKAN