
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Krama Banjar Adat Intaran Buug, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung, menggelar upacara Atma Wedana. Puncak karya telah berlangsung, Selasa (23/9), diikuti 37 Puspa. Prosesi upacara kapuput Ida Pedanda Istri dari Gria Dawan Klod.
Penasehat Panitia Upacara Atma Wedana Banjar Adat Intaran Buug Desa Pikat, Jero Mangku Wayan Sumanaya, Jumat (26/9), mengatakan, untuk pelaksanaan upacara ini, setiap peserta menyetor dana masing-masing Rp8 juta. Selain itu, juga dibantu Bupati Klungkung Rp38 juta dan anggota DPRD Klungkung, Wayan Navy Sudarsa yang merupakan warga Banjar Adat Intaran Buug secara pribadi sebesar Rp50 juta. Jika nantinya ada dana sisa, juga akan dikembalikan kepada peserta.
“Selain Atma Wedana, juga dilaksanakan upacara manusa yadnya seperti matatah, majanganan, sanan empeng, makala-kalahan bagi pengantin dan lainnya,” kata Sumanaya.
Dia menambahkan di Banjar Intaran Buug, sudah ada program setiap orang meninggal akan langsung ngaben, seperti prosesi kremasi. Ini untuk mengantisipasi agar krama setempat tidak keluar wewidangan, untuk melaksanakan upacara seperti itu. Program ini menjadi jalan tengah, menyikapi dinamika umat yang mulai bergeser dengan memilih opsi kremasi. Bahkan program ini berjalan dengan biaya yang lebih terjangkau oleh umat.
“Program ini sudah berjalan sekitar 5 tahun. Setiap ada warga meninggal, langsung ngaben. Nah, setelah beberapa kali ngaben ini, terkumpul sekitar 30, baru dibuatkan upacara massal seperti saat ini (Atma Wedana), ada 37 puspa,” imbuhnya.
Setelah selesai tahapan puncak Atma Wedana, selanjutnya akan dilaksanakan proses nuntun ke Pura Dalem Puri dan Pura Agung Besakih pada 27 September. Setelah ini tahapan acara sudah berakhir.
Bupati Klungkung I Made Satria, juga sempat datang ke lokasi upacara dan turut muspayang sembah bhakti, Selasa (22/9). Pada kesempatan tersebut, dia mengucapkan selamat kepada krama dan panitia sudah bisa menggelar upacara Atma Wedana ini dengan lancar. Dia juga mengajak masyarakat ditengah situasi cuaca buruk yang sering terjadi hujan lebat ini agar masyarakat bersama-sama mulat sarira/intropeksi diri untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan terutama ke aliran sungai/tukad.
Hal terpenting, Bupati Satria juga mengajak masyarakat harus terus menjaga semangat gotong royong dengan tulus ikhlas sehingga rangkaian prosesi upacara ini berjalan dengan lancar. (Bagiarta/balipost)