Pedagang membersihkan kios dan mengevakuasi barang dagangannya pasca banjir melanda Pasar Kumbasari, Denpasar, Kamis (11/9). Selain pasar ini sejumlah wilayah di Kota Denpasar juga diterjang luapan air pada Rabu (10/9) dan menelan beberapa korban jiwa. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Untuk menangani kerugian material akibat banjir, Pemerintah Provinsi Bali menggelontorkan Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) yang ada dalam APBD Pemprov Bali. Jumlahnya mencapai Rp45 miliar.

“Dana BTT (Belanja Tak Terduga,red) Rp45 miliar sebagai backup BTT kabupaten/kota,” ungkap Kepala BPBD Provinsi Bali, I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya, Jumat (12/9).

Dikatakan, berbagai upaya kini tengah dilakukan dalam penanganan darurat dampak bencana banjir di sejumlah wilayah di Bali.

Langkah pertama, yaitu pencarian, penyelamatan dan evakuasi. Dan langkah kedua pemenuhan kebutuhan dasar. “Ini dilakukan dalam waktu 7 hari. Setelah itu baru proses menuju pemulihan,” ujarnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Sebut Anggaran Bencana Sudah Tersedia

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mengatakan bahwa salah satu bantuan dana BTT ini digunakan untuk perbaikan rumah warga yang rusak akibat banjir. Jumlah bantuannya ditentukan setelah dilakukan asesmen.

“Tergantung tingkat kerusakannya. Nanti di asesmen dulu. Kan setiap kali ada kejadian bencana yang rumah-rumah warga rusak, selalu kami bantu dari provinsi. Begitu juga yang meninggal atau luka berat dari Pemerintah Provinsi Bali selalu kita bantu. Lalu perbaikan rumahnya nanti setelah melewati masa darurat,” ujar Dewa Indra, Jumat (12/9).

Baca juga:  Skuad Bali United Sambut New Normal

Ia menambahkan, saat ini fokus utama masih pada pencarian korban. Menurut laporan terbaru, masih ada 1 orang yang dilaporkan hilang di Pasar Kumbasari, Denpasar.

Sebelumnya, BPBD Bali mendata jumlah korban meninggal dunia akibat banjir mencapai 17 orang dan lima orang dalam pencarian. Rinciannya 11 orang meninggal dunia di Denpasar, Jembrana (2), Gianyar (3) dan Badung (1).

Sedangkan estimasi jumlah bangunan yang mengalami kerusakan mencapai 515 unit, paling banyak di Kota Denpasar mencapai 475  bangunan. Kemudian di Tabanan ada 29 unit, Karangasem 6 bangunan, Gianyar 2 bangunan dan Bangli ada 3  bangunan.

Baca juga:  Anggaran Perekaman E-KTP Akhirnya Dikembalikan

Sedangkan jumlah pos pengungsian di Denpasar hingga Jumat ini pukul 12.00 WITA mencapai enam pos dengan jumlah pengungsi bertahan di posko mencapai 188 orang.

Pos pengungsian itu yakni di SD 25 Pemecutan sebanyak delapan orang, Banjar Sedana Mertha Ubung sebanyak 24 orang, Banjar Dakdakan Peguyangan sebanyak 48 orang.

Selain itu di Banjar Kesambi Kesiman ada 43 orang, Posko Pulau Misol ada 45 orang, dan Banjar Tohpati ada 20 orang. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN