Sejumlah wisatawan menikmati panorama DTW Tanah Lot. Kunjungan wisatawan ke Tabanan hingga semester pertama tahun ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (BP/Ist)

TABANAN, BALIPOST.com – Industri pariwisata Tabanan sampai dengan semester pertama tahun 2025 mengalami penurunan signifikan.

Data Dinas Pariwisata menunjukkan, jumlah kunjungan wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan mancanegara (wisman) hanya mencapai 1,4 juta orang. Angka ini anjlok dibanding periode yang sama tahun 2024 yang menembus 1,6 juta kunjungan.

Secara rinci, pada Januari–Juni 2025 tercatat 849.010 wisdom dan 573.366 wisman. Padahal di semester pertama 2024 jumlah kunjungan lebih tinggi, yakni 1.026.002 wisdom dan 665.058 wisman.

Baca juga:  Disdik Tabanan Rancang Pembelajaran Double Shift

Penurunan juga merata hampir di semua destinasi. Tanah Lot tetap menjadi magnet utama dengan 763.928 kunjungan (434.983 wisdom dan 328.945 wisman), namun tetap menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 905.876 kunjungan. Ulun Danu Beratan tercatat 258.188 kunjungan, turun dari 292.404. Sementara, Kebun Raya Eka Karya merosot dari 277.598 menjadi 205.953 kunjungan.

Jatiluwih sebagai warisan dunia UNESCO pun terdampak. Kunjungan wisatawan menurun dari 172.891 kunjungan menjadi 149.317 kunjungan. Alas Kedaton juga melemah, dari 13.599 menjadi 11.553 kunjungan.

Baca juga:  Kejari Tabanan Lelang Barbuk Kasus Inkrah

Manajer DTW Tanah Lot, I Wayan Sudiana, Sabtu (16/8), mengakui penurunan kunjungan tersebut. Ia mengatakan, penurunan dipengaruhi sejumlah faktor, seperti berkurangnya kunjungan rombongan siswa akibat kebijakan daerah serta bencana alam.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Tabanan, I Wayan Widiatmaja, S.Sos., mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan strategi khusus untuk mendongkrak kembali kunjungan wisatawan. “Kami optimistis pariwisata Tabanan bisa terdongkrak di semester kedua melalui promosi lebih agresif, termasuk penyelenggaraan festival dengan menggandeng berbagai daya tarik wisata,” ujarnya.

Baca juga:  Ritual Budaya Kebo-keboan Jadi Daya Tarik Wisata Banyuwangi

Menurut Widiatmaja, penurunan wisatawan dipicu faktor global maupun domestik. Secara global, konflik berkepanjangan membuat wisatawan ragu bepergian ke luar negeri, termasuk ke Bali. Sementara di dalam negeri, infrastruktur menjadi kendala, mulai dari jalan jebol di depan Pasar Bajera hingga pembatasan operasional kapal penyeberangan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk pascakecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya. (Puspawati/Balipost)

 

BAGIKAN