Aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Macet parah di jalur menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, karena adanya pembatasan operasional kapal ke Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana berimbas pada perusahaan otobus di Bali.

Perusahaan otobus yang melayani perjalanan ke Jawa terpaksa harus mengurangi armada dan mengeluarkan biaya operasional lebih tinggi karena waktu tempuh menjadi lebih panjang.

Salah satu perusahaan otobus Gunung Harta mengatakan perjalanan mereka terdampak di Pelabuhan Ketapang.

“Yang paling keras terkena imbasnya di kami adalah bus ekonomi rute Banyuwangi, Jember, Lumajang, di samping karena kemacetan penyeberangan di Ketapang juga karena ada pengalihan jalan dari Merawan beralih harus lewat Situbondo karena adanya jalan jebol,” kata CEO Gunung Harta I Kade Jaya Manuaba, Sabtu (26/7) dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Tambahan Harian Pasien COVID-19 Sembuh Masih Lampaui Kasus Baru, Lebih dari 6.300 Orang

Ia pun mengaku tidak bisa menjadwal ulang keberangkatan penumpang karena tiket sudah terjual dan penumpang memang harus jalan. Yang harus terjadi adalah pengurangan pergerakan armada.

“Tanggal 24 Juli kita jalan 15 bus, kalau normal total 18 sampai dengan 22 bus, nilai kerugian ada pasti, biaya operasional dan pengembalian uang ke penumpang, nilai kerugian sekitar Rp10 juta setiap bus,” ujarnya.

Perusahaan otobus Bali lainnya yang juga terdampak adalah Juragan 99 Trans. Perjalanan Malang-Denpasar yang biasa ditempuh 12 jam menjadi 24 jam.

“Contohnya kemarin pagi untuk jadwal keberangkatan pagi dari Malang, baru tiba di Denpasar pukul 10 pagi lebih dari 24 jam perjalanan,” kata Direktur Utama Juragan 99 Trans Suluk Waseso.

Suluk mengaku terpaksa hanya menjalankan separuh dari jumlah armada, juga ada kerugian bahan bakar karena harus naik kebutuhannya hingga 30 persen.

Baca juga:  IHDN Denpasar Gelar Konferensi Internasional, Memasyarakatkan dan Mempraktikkan Weda

“Pekan lalu pada 18 Juli kami sempat tutup semua keberangkatan dari dan ke Denpasar untuk 1 hari, tapi karena permintaan pelanggan masih ada, kebanyakan sudah memesan tiket jauh-jauh hari, maka kami tetap beroperasi,” ucap Suluk.

Sementara itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Bali menyampaikan saat ini lalu lintas angkutan di jalur Gilimanuk-Denpasar lancar di tengah terjadinya penumpukan kendaraan yang hendak menyeberang ke Pulau Bali dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.

Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub Bali Nyoman Sunarya mengatakan justru di Bali sendiri lalu lintas angkutan lebih renggang sebab jumlah angkutan yang masuk ke Pelabuhan Gilimanuk terbatas dan bertahap.

Baca juga:  Belum Melandai, Kumulatif Kasus COVID-19 Bali Lampaui 3.500 Orang

“Untuk lalu lintas angkutan Gilimanuk-Denpasar dari arah barat lancar, setelah pembukaan jalan jebol di Pasar Bajera situasi lancar kembali ke sebelumnya, sekarang berpengaruh lagi (antrian di Pelabuhan Ketapang), tetapi tidak terlalu banyak,” kata dia.

Meski perjalanan di Bali lancar, Dishub Bali menyadari banyak kendaraan dan angkutan yang terdampak dengan kemacetan dari Pelabuhan Ketapang.

Sunarya meyakini penanganan kemacetan sudah diupayakan oleh para pemangku kepentingan di Banyuwangi, Jawa Timur, sehingga pemilik angkutan di Bali yang terdampak diimbau untuk selalu mencermati situasi terkini.

“Untuk angkutan agar mencermati dan memperbaharui informasi situasi yang terjadi, bisa merencanakan perjalanan kembali, dan khusus angkutan logistik agar mengikuti ketentuan jumlah berat agar tidak terjadi over loading dan over dimensi,” ujarnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN