BANGLI, BALIPOST.com – Setelah proses pangeratepan pratima Ida Betara Sakti Hulundanu di Desa Adat Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli dilakukan, selanjutnya digelar upacara pemelaspasan pada Kamis (17/7).

Dalam upacara ini, ribuan krama pedek tangkil ke pura yang letaknya di hulu Danau Batur ini.

Jro Gede Songan sekaligus panglingsir Desa Adat songan mengatakan upacara sakral ini dimulai pada Selasa 8 Juli 2025, Umanis Wuku Uye. Ida Sesuhunan kaodal ke jaba pura setempat dan nyejer selama 11 hari.

Baca juga:  Soal Perayaan Saraswati hingga Pagerwesi, Pemkot Keluarkan Surat Permakluman

Usai pratima diratep atau diperbaiki, dilaksanakan upacara pamlaspasan. Selain diplaspas juga digelar upacara ngelinggihang, pasupati pratima dan ngaturin Ida Betara.

Didampingi Ketua Panitia Karya, Jro Saba dan sejumlah Jro Mangku setempat, Jro Gede menjelaskan digelarnya upacara ngeratep ini karena pratima Ida betara sudah lama dan dianggap tidak layak. Berdasarkan pertimbangan itu, Paduluan Desa Adat Songan dan Panitia Upacara serta Panitia Pembangunan di Pura Hulundanu Batur, memutuskan untuk ngeratep kembali pratima Ida Betara.

Baca juga:  Desa Adat Cempaga Kembali Gelar Parade Ogoh-ogoh

Dia mengatakan dalam upacara pemelaspasan ini, dipuput sejumlah sulinggih. Di antaranya, Ida Pandita Mpu Nabe Putra Pramadaksa dari Griya Agung Bongkasa, Ida Mpu Istri Wija Daksa dari Griya Lingga Giri Wana Desa Kerta Payangan, Ida Rsi Bujangga Putra Celagi Darma Yoga dari Griya Songan, Banjar Bingin dan sejumlah Jro Mangku, Jro Dasaran, Jro Balian serta Jro Dulu.

Perlu diketahui, selama Ida Sesuhunan nyejer 11 hari, krama dan masyarakat Bali, menghaturkan sembah bakti ring ajeng Ida Betara, selaku pengamel atau pemberi anugerah merta masyarakat Bali sesuai prakampa dan purana yang ada di Pura Hulundanu.

Baca juga:  Desa Adat Nusasari Bangkitkan Krama "Sagilik Saguluk Salunglung Sabayataka"

Mengingat sakral dan pingitnya prosesi ini, ada juga larangan bagi krama Desa Adat Songan untuk tidak melakukan upacara ngaben, atiwa-tiwa, nyekeb sawa di rumah dan tidak diperbolehkan melaksanakan upacara pawiwahan. (Pramana Wijaya/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN