Kecelakaan maut terjadi di jalan Raya wilayah Banjar Bangklet, Desa Kayubihi, Bangli, Kamis (10/7) pagi. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Pihak kepolisian masih terus melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan penyebab pasti kecelakaan truk di Banjar Bangklet, Desa Kayubihi, Bangli, Kamis (10/7) pagi.

Sebuah truk bermuatan semen yang diduga mengalami rem blong menabrak beberapa bangunan rumah dan kendaraan hingga rusak parah. Akibat peristiwa ini, 4 orang meninggal dunia.

Keempatnya yakni Ni Nengah Rania, (71) warga Banjar Palaktiying, I Wayan Garsana (35) warga Payangan, I Nengah Resep (70) warga Banjar Bangklet, Kayubihi dan sopir truk yang identitasnya belum diketahui (Mr. X).

Baca juga:  Dari Macet di Berawa hingga Dokumen Pendaftaran 10 Parpol Belum Lengkap

Kasat Lantas Polres Bangli, AKP Ni Luh Putu Deniani, menyatakan pihaknya juga masih mengidentifikasi kendaraan dan bangunan yang terdampak parah.

Mengenai kronologi kejadian, ungkapnya, kecelakaan itu bermula ketika truk tronton tersebut melaju dari arah utara.

Di wilayah Palaktiying, truk itu menabrak mobil APV, Elf, dan seorang pejalan kaki. Saat memasuki Bangklet, truk nahas itu menabrak mobil Feroza dan Avanza, sebelum akhirnya menabrak dan merusak rumah warga.

Baca juga:  Evakuasi Penumpang Lakalantas di Sumedang, Total Korban 66 Orang dengan 27 Meninggal

Direktur Lalu Lintas Polda Bali, Kombes Pol Turmudi, yang turun langsung ke lokasi menduga bahwa rem blong menjadi pemicu utama insiden tragis ini.

Kondisi jalan yang menurun dan lurus di lokasi serta muatan yang berat diduga menjadi penyebab fatalnya dampak kecelakaan. “Ada beberapa faktor yang akan kami analisa lebih lanjut,” ujarnya.

Turmudi pun mengimbau seluruh pengendara, khususnya pengemudi kendaraan besar, untuk lebih berhati-hati dalam berlalu lintas. Ia menekankan pentingnya memeriksa kembali kondisi kendaraan sebelum berangkat, memastikan kelaikannya, terutama bagi kendaraan yang mengangkut muatan besar.

Baca juga:  Instagram Mahfud Diretas

“Saya juga mengimbau untuk menghindari penggunaan kendaraan yang overload ataupun over dimensi,” tegasnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN