
NEGARA, BALIPOST.com – Penyekatan angkutan logistik di Terminal Kargo Gilimanuk terkait penindakan kendaraan over dimenssion over loading (ODOL) yang rencananya digelar 3 hari, ternyata mereda sejak Kamis (19/6) sore.
Baru sehari, para sopir angkutan logistik di Jembrana yang sebelumnya mogok, sudah beroperasi lagi.
Pantauan di areal terminal Kargo Gelung Kori Gilimanuk, Jumat (20/6) pagi, hanya beberapa truk yang parkir namun tetap ada penjagaan dari kepolisian. Aksi mogok dan penyekatan kendaraan barang ini rencananya berlangsung 3 hari hingga Sabtu (21/6) besok.
Salah satu koordinator Gabungan Aliansi Pengemudi Bali (Gapiba), Sugiharyoto, mengatakan untuk sementara aksi penyekatan dihentikan dulu. Sebab, ada jaminan atau kepastian dari kepolisian bahwa penindakan ODOL masih tahap sosialisasi.
“Tetapi pesan dan tuntutan kami tetap sesuai yang kami sampaikan, penyesuaian ongkos dan revisi Undang-undang tentang Lalu Lintas,” ujarnya.
Diakui beberapa sopir dari Gapiba sudah mulai kembali beraktifitas hal itu sebagai bentuk kepedulian dengan dampak yang ditimbulkan dari aksi mogok itu. Salah satunya, harga kebutuhan rumah tangga yang melonjak.
Seperti harga tomat yang terdampak per butir Rp 1.500 dan sayur mayur lain. “Kami hentikan dulu aksi hari ini, kemarin sampai sore juga sudah selesai. Di Jawa Timur juga, tuntutan kami tetap sama terkait ODOL,” katanya.
Aksi yang dilakukan di jalan menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kamis, sebagai bentuk solidaritas para sopir angkutan logistik dan dilakukan bersamaan dengan di Jawa Timur dan Buleleng.
Menurutnya aksi tidak mengganggu lalu lintas kendaraan lain dan hanya solidaritas bersama sopir kendaraan barang.
Sebelumnya, Kamis (19/6) aksi penyekatan dengan menyetop dan mengarahkan truk-truk parkir di Terminal Kargo Gilimanuk dari arah Jawa dan Denpasar dilakukan sebagai bentuk protes penindakan rekan sesama sopir terkait ODOL. (Surya Dharma/balipost)