DENPASAR, BALIPOST.com – Viral di media sosial (medsos) ratusan warga NTT pulang kampung lewat Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Senin (16/6) diduga karena tak dapat tempat kos. Pihak kepolisian langsung mengecek kebenaran informasi itu untuk mencegah ketegangan di masyarakat.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Kapolsek Kawasan Pelabuhan Benoa. Kalau ada warga NTT pulang kampung biasanya banyak orang ngantar ke pelabuhan. Mungkin kondisi tersebut yang diviralkan,” kata Kasi Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi, Kamis (19/6).
Menurut AKP Sukadi, informasi itu memicu perdebatan publik. Bahkan mengarah isu diskriminasi berbasis asal daerah.
Selain itu muncul stereotip negatif terhadap perantau dari NTT. “Kapolsek Benoa bersama anggotanya langsung melakukan koordinasi dengan pihak Pelni,” ungkap Sukadi.
Hasil koordinasi, diketahui jika pada 16 Juni 2025 Kapal Pelni KM Awu menaikkan penumpang di Pelabuhan Benoa sebanyak 914 orang sesuai dengan manifest. Penumpang tersebut menuju Pelabuhan Bima, NTB.
Sebelumnya pada 12 Juni Kapal Pelni KM Tilongkabila mengangkut 812 penumpang menuju Pelabuhan Lembar, NTB. Sedangkan pada 9 Juni Kapal Pelni KM Lawit menaikkan penumpang berjumlah 919 orang dengan tujuan pelabuhan Bima, NTB.
“Pihak PT Pelni tidak mengetahui kepastian tujuan para penumpang itu pulang ke NTT, hanya mendata jumlah penumpang naik dan turun saja,” ungkapnya.
Sukadi menjelaskan setiap kedatangan atau keberangkatan Kapal Pelni terutama KM Awu atau kapal yang mengarah ke Indonesia timur itu biasanya mengalami penumpukan di pintu masuk loket dan parkiran. Hal itu dikarenakan penumpang yang akan berangkat diantar oleh keluarga atau temannya hingga 10 orang. “Jadi belum tentu warga NTT yang pulang kampung itu karena tidak dapat kos, mungkin ada tujuan lain,” tutupnya. (Kerta Negara/balipost)
