Penanaman bibit kelor untuk jadikan Desa Buahan sebagai sentra produksi kelor di Bali. (BP/Bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Kelor menjadi ikon ketahanan pangan dan ekonomi warga Desa Buahan, Tabanan. Hal tersebut juga untuk mengatasi stunting. Untuk tahap awal, 500 bibit kelor telah ditanam di atas lahan seluas 55 are, dan penanaman akan terus berlanjut hingga seluruh bibit tertanam.

Kepala Desa Buahan, I Gede Ari Wastika, mengatakan bahwa kelor dipilih karena manfaatnya yang luas bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat. “Kami ingin menjadikan kelor sebagai ikon Desa Buahan, simbol desa yang sehat, mandiri, dan berdaya,” ujarnya.

Baca juga:  Lacak Mobillitas Pasien SARS-CoV-2, Korea Selatan Kembangkan Fitur Pengenalan Wajah

Kelor yang dikenal sebagai superfood memiliki kandungan vitamin, kalsium, dan antioksidan tinggi. Menurut peneliti kelor, I Wayan Sumertha Dana Artha, kelor bermanfaat untuk memenuhi nutrisi ibu hamil dan anak, serta mencegah penyakit degeneratif seperti kanker.

“Kelor memiliki nilai tambah yang tinggi. Selain daunnya dikonsumsi langsung, tanaman ini juga dapat diolah menjadi bubuk, minyak, hingga bahan baku industri herbal dan makanan sehat,” ungkapnya.

Baca juga:  Giliran Penebel Dilanda Hujan Es

Bahkan, menurutnya, permintaan internasional terhadap minyak kelor terus meningkat sehingga menjadi peluang besar untuk ekspor. Karena itu, Desa Buahan diproyeksikan menjadi sentra produksi kelor yang mendukung UMKM lokal maupun skala nasional.

Program ini tidak hanya menjawab kebutuhan pangan dan gizi masyarakat, tetapi juga sejalan dengan misi nasional dalam memperkuat ketahanan pangan, ekonomi lokal, dan pemberdayaan desa. (Puspawati/Balipost)

BAGIKAN