
DENPASAR, BALIPOST.com – Banjar Sedahan di Desa Gulingan, Badung, bukan hanya dikenal karena kekompakan warganya, tetapi juga karena satu peninggalan sakral yang menjadi jantung tradisi spiritual mereka: Bende Due.
Lebih dari sekadar alat musik, Bende Due merupakan simbol kekuatan niskala yang disungsung dari Puri Mengwi, disakralkan dalam Palinggih Bebende, dan menjadi pusat dari berbagai upacara keagamaan, termasuk pentas tari sakral.
Berikut sejumlah fakta penting yang mengungkap nilai budaya dan spiritual Bende Due, dilansir dari berbagai sumber:
1. Asalnya dari Puri Mengwi, Ditetapkan Sebagai Simbol Sakral
Bende Due dipercaya berasal dari Puri Mengwi dan disungsung ke Banjar Sedahan sebagai bentuk perlindungan spiritual. Sejak saat itu, bende ini tidak hanya menjadi pusaka, tetapi juga pelindung niskala bagi masyarakat setempat.
2. Berstana di Palinggih Bebende Pura Agung Banjar Sedahan
Keberadaan Bende Due dikeramatkan melalui pelinggih khusus bernama Palinggih Bebende. Di sinilah kekuatan spiritual Bende Due dipercaya ‘bersemayam’ melalui perantaraan Ida Ratu Ngurah Sakti.
3. Diwarnai Kejadian Mistis yang Menguatkan Kesakralannya
Kekuatan Bende Due tak hanya hidup dalam kepercayaan, tetapi juga pernah ‘menampakkan’ daya niskalanya. Sejumlah penabuh dilaporkan mengalami gangguan setelah mengabaikan pantangan—seperti mengonsumsi daging sebelum menabuh—yang menegaskan bahwa benda ini tak bisa diperlakukan sembarangan.
4. Bagian Tak Terpisahkan dari Identitas Sedahan
Bende Due bukan hanya simbol spiritual, tetapi juga identitas budaya krama Banjar Sedahan. Kehadirannya dalam upacara adat, pementasan tari, dan pelinggih khusus menjadikannya roh dari tradisi yang tetap hidup di tengah modernisasi. (Pande Paron/balipost)