Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi keterangan ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (8/5/2025). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Indonesia berencana akan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura. Ini disebabkan harga yang kurang kompetitif apabila dibandingkan dengan BBM dari Timur Tengah.

“Kami mulai berpikir bahwa kami akan mengimpor minyak dari negara lain, bukan dari negara itu (Singapura),” ucap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (9/5).

Menteri ESDM menyampaikan bahwa sekitar 54–59 persen dari BBM yang diimpor oleh Indonesia berasal dari Singapura. Ketika ia membandingkan harga BBM yang diimpor dari Singapura dengan yang diimpor dari Timur Tengah, Bahlil menemukan bahwa harga bahan bakarnya sama. Padahal, secara geografis, letak Singapura jauh lebih dekat ketimbang Timur Tengah terhadap Indonesia.

Baca juga:  Pemerintah Indonesia Matangkan Persiapan KTT G20

Dalam rangka mengalihkan impor BBM dari Singapura ke negara lain, pemerintah mulai membangun dermaga-dermaga yang mampu menampung kapal impor yang lebih besar. Selama ini, impor BBM dari Singapura menggunakan kapal yang berukuran lebih kecil.

“Itu salah satu alasan kami membangun yang lebih besar, supaya satu kali angkut (BBM). Maka pelabuhannya yang diperbesar, kedalamannya juga harus dijaga,” kata Bahlil.

Tak hanya didasari oleh harga BBM yang kurang kompetitif, Bahlil juga menyampaikan pertimbangan pengurangan impor BBM dari Singapura meliputi persoalan geopolitik dan geoekonomi. Indonesia dinilai oleh Bahlil perlu membuat keseimbangan, dalam hal ini, ketika melakukan impor BBM.

Baca juga:  PKB, Pembangunan Lahan Tidak Produktif akan Gairahkan Klungkung

Pengalihan impor BBM tersebut akan dilakukan secara bertahap, hingga suatu saat Indonesia akan betul-betul menghentikan impor BBM-nya dari Singapura.

“Kenapa tidak mungkin (berhenti impor BBM dari Singapura)? Justru harusnya (impor dari Singapura) lebih murah dong. Masa barang dekat dia bikin lebih mahal,” ucap Bahlil. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN