Petugas dari PDAM sedang memperbaiki saluran pipa PDAM yang bocor di Jalan Sedap Malam beberapa waktu lalu. (BP/ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tingkat kebocoran air yang terjadi di Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma atau PDAM Kota Denpasar hingga kini masih cukup tinggi. Kondisi ini akibat sejumlah pipa distribusi telah berumur tua.

Namun, kini PDAM dapat bernafas lega, setelah ada suntikan anggaran dari Korea Selatan untuk menekan kebocoran yang terlalu tinggi. PDAM mendapat suntikan anggaran Rp 60 miliar untuk melakukan penelitian tingkat kebocoran dan pengadaan material khususnya penggantian pipa.

Dirut Perumda Tirta Sewakadarma, Ida Bagus Gde Arsana , Jumat (2/6), mengatakan Denpasar satu-satunya yang mendapat kesempatan untuk belajar pengelolaan air yang baik di Indonesia. Korea memilih Denpasar karena petunjuk dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Baca juga:  Solusi Terintegrasi Nasabah Korporasi, BRI Luncurkan QLola by BRI

Selain itu, dipilihnya Denpasar juga dilihat dari Non Revenue Water (NRW) atau tingkat kebocoran yang cukup tinggi. Salah satunya di wilayah Padangsambian, Denpasar Barat. Sebab, selama ini untuk mengaliri kawasan Padangsambian, PDAM Denpasar membeli air dari SPAM Penet yang dikelola oleh Provinsi Bali. “Awal dari kontrak itu kami dapat aliran air sebanyak 150 liter per detik. Kenyataannya kami baru dapat 50-55 persennya,” ujarnya.

Baca juga:  Baru Setahun Terbentuk, Sanggar Seni Semara Wijaya Tampil di PKB

Berawal dari itu, PDAM menunjukan lokasi yang bisa dijadikan contoh deteksi kehilangan air di kawasan Padangsambian. Kawasan tersebut nantinya akan dipasang Distrik Meter Area (DMA).

Di kawasan tersebut nantinya akan diblok untuk mempermudah pendeteksian air yang nantinya akan dicek selama 24 jam menggunakan pendeteksi air. Menurut Arsana, nantinya ada 5 titik pemasangan DMA.

“Jika tekanan di hulu besar ternyata sampai ke kawasan Padangsambian mengecil, itu akan dicari permasalahannya. Setelah itu akan dicarikan solusi apakah dilakukan penggantian pipa atau proses lainnya. Yang jelas, staf kami bisa belajar tentang pengelolaan air dengan baik ditambah kami dapat material tanpa mengeluarkan biaya,” jelas Arsana.

Baca juga:  Awali Sanfest 2022, Ratusan Peserta Ikuti Night Light Fun Run

Menurut dia, setelah pelaksanaan di kawasan Padangsambian berhasil, akan menjadi contoh bagi PDAM lainnya di Indonesia. Bagaimana cara menangani aliran air dengan baik.

Arsana berharap, dengan adanya bantuan dari Korea ini bisa menurunkan tingkah NRW di Kota Denpasar. NRW Denpasar saat ini masih cukup tinggi yakni 36,56. “Saya inginnya NRW Denpasar bisa turun ke 20,” tandasnya. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *