Tanaman cabai mengalami kerontokan dan rusak saat musim hujan. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Musim hujan membuat petani cabai di Bangli harus mengeluarkan biaya ekstra untuk merawat tanamannya. Sebab guyuran hujan terus menerus, rentan membuat tanaman cabai rusak hingga gagal panen.

Seperti yang diungkapkan I Ketut Armawan, petani cabai di Kintamani. Dia mengatakan guyuran hujan terus menerus sangat rentan menyebabkan kerusakan dan buah cabai rontok.

Seperti yang dialaminya saat ini. Sekitar 15 persen bakal buah pada tanaman cabainya rontok.

Baca juga:  Kegiatan Pendakian di Bukit Abang Ditutup Sementara

Untuk meminimalisir terjadinya kerontokan buah, ia pun kini harus melakukan perawatan ekstra terhadap tanamannya. Tanamannya harus rutin disemprot air bersih dan disemprot insektisida dan fungisida. “Perawatannya beda. Biaya pemeliharaan otomatis ya jadi lebih tinggi,” ujarnya.

Sementara saat ini, harga cabai di tingkat petani mengalami penurunan. Ia menyebut sebelumnya harga cabai Rp 50 ribu, kini Rp 35 ribu per kilogram.

Meski turun namun ia mengaku harga Rp 35 ribu tidak sampai membuat petani rugi. “Harga segitu masih nutup lah biaya operasionalnya,” kata Armawan. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Bangli Masih Tambah Korban Jiwa COVID-19, Seluruhnya Meninggal Hari yang Sama di RS Ini
BAGIKAN