Kintamani menjadi salah satu destinasi wisata di Bangli yang ramai dikunjungi wisatawan. (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Penerimaan retribusi dari beberapa daya tarik wisata (DTW) di Kabupaten Bangli melampaui target. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bangli Wayan Sugiarta menyebut dari Rp14 miliar yang ditargetkan di APBD 2022, realisasinya sekitar 103 persen. “Sudah melampaui,” kata Sugiarta, Minggu (14/8).

Pada anggaran perubahan tahun ini, pendapatan retribusi wisata dirancang naik menjadi Rp37 miliar. Sedangkan tahun 2023 mendatang, besaran pendapatan retribusi wisata yang dirancang kurang lebih Rp45 miliar.

Baca juga:  Aksi Kriminalitas dan Terorisme Tinggi, Akomodasi Pariwisata Wajib Miliki Ini

Untuk mencapai target pendapatan itu, Sugiarta mengatakan upaya yang akan dilakukan pihaknya salah satunya mengoptimalkan waktu pemungutan retribusi. Saat ini pungutan retribusi wisata khususnya di Kintamani dilakukan mulai pukul 08.00-18.00.

Ke depan pihaknya merencanakan pungutan retribusi dimulai lebih pagi dari pukul 06.00-18.00. Sebab diketahuinya pukul 06.00 sudah banyak wisatawan di Kintamani. “Kami juga akan optimalkan pos pungut yang ada. Kemungkinan akan tambah alat. Termasuk pengawasan juga kita optimalkan supaya tidak ada lagi wisatawan masuk lewat jalur tikus,” katanya.

Baca juga:  Pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi Mulai Direalisasikan, Pertama di Indonesia Ada Jalur Sepeda

Pihaknya sangat berharap seiring pulihnya situasi dan perekonomian di dunia, Bangli semakin banyak dikunjungi wisatawan. “Mudah-mudahan krisis energi dan krisis pangan tidak terjadi,” harapnya.

Sebagaimana yang diketahui pungutan retribusi wisata dilakukan Pemkab Bangli di lima daya tarik wisata (DTW) yang ada yakni Kintamani, Pura Kehen, Desa Wisata Penglipuran, Pura Penulisan dan Terunyan. Dari lima DTW itu yang paling banyak dikunjungi wisatawan yakni Kintamani dan Desa Wisata Penglipuran. Pura Kehen dan Penulisan sempat nihil, namun kini mulai ada kunjungan. Sugiarta menyebut kunjungan ke Pura Kehen dan Penulisan didominasi wisatawan asing. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Era Adaptasi Kebiasaan Baru, Pemkot Verifikasi Usaha Pariwisata
BAGIKAN