Atlet silat PON Bali. (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gara-gara kecelakaan naik motor, menyebabkan tangannya retak, I Made Dwi Surya Adnyana digantikan I Kadek Nyeneng Wijaya. Jika dipaksakan, Surya Adnyana sangat berisiko tampil di PON, sehingga penggantinya Kadek Nyeneng harus berpasangan dengan Putu Anom Wiraguna, di nomor ganda putra.

Pelatih silat PON Bali Gusti Made Semarajaya, di Denpasar, Rabu (19/5) menuturkan, kejadian naas itu terjadi sebulan lalu. Padahal, saat Pra PON digelar yang meloloskan Made Dwi Surya Adnyana/Putu Anom Wiraguna. “Dwi Surya Adnyana mengalami musibah naik motor tertabrak anjing,” kenangnya.

Dikemukakan, saat ini atlet PON Bali berlatih serius, guna menghadapi tim pelatnas SEA Games yang akan melakukan latih tanding ke Bali. Hanya, lokasi tempat sparring belum ditentukan dan pihaknya masih berkoordinasi dengan KONI Bali. “Yang jelas, sparring di saat pandemi covid-19 ini, wajib mentaati protokol kesehatan dan tidak boleh membentuk kerumunan massa,” pesan dia.

Baca juga:  Puluhan Ton Daging Ayam Ditolak Masuk Bali

Di sisi lain, Binpres KONI Bali Nyoman Yamadhiputra menambahkan, pergantian atlet diperbolehkan. Bahkan, hingga kini KONI Bali belum melakukan degradasi atau pergantian atlet. “Pengprov cabor dipersilahkan mengganti atletnya, sebagaimana hasil latihan dan laporan masing-masing pelatih,” cetus dia.

Ia menyebutkan, saat ini tim PON Bali berkekuatan 248 atlet, berikut 66 pelatih. Rencananya, para atlet melakoni tes fisik dan stamina yang melibatkan tim Undiksha Singaraja, pada 29 Mei. “Tujuan tes fisik dan stamina ini untuk mengetahui tingkat kebugaran atlet,” ujarnya.

Baca juga:  Tabrak Pembatas Desa, Dua Pelajar SMK Meregang Nyawa

Jika fisiknya drop, maka pelatih berkewajiban membenahi stamina atletnya, agar bugar kembali. Pasca tes fisik, para atlet PON akan menjalani pemeriksaan medical check up, pada sebuah rumah sakit di Denpasar. “Selain ingin mengetahui fisik, kami juga ingin memantau lebih dalam tentang kesehatan atlet, sebelum mereka bertempur ke PON Papua,” kata dia.

Yamadhiputra menandaskan, selama ini belum ada pencoretan atlet, sebab pihaknya ingin memantau lebih jauh soal fisik, kesehatan, teknik, termasuk sport intelegenci. “Jadi, seandainya atlet bela diri berada di peringkat ketujuh di kelasnya dan total yang lolos delapan atlet, atlet bersangkutan tetap diberangkatkan. Sebab kami juga perlu memperhitungkan kekuatan atlet peringkat di atasnya. Kalau kemungkinan berpeluang membawa pulang medali, ya tetap atlet bersangkutan kami berangkatkan,” paparnya. (Daniel Fajry/Balipost)

Baca juga:  Indonesia dan UNDP Kembangkan Peta Jalan Dekarbonisasi Sektor Pariwisata
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *