Kasek Spentri menunjukkan alat mencuci tangan yang dibuat siswanya. (BP/sue)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan diambil hikmahnya oleh warga SMPN 3 Denpasar yang akrab disebut Spentri. Budaya perilaku hidup bersih dan prokes COVID-19 selama pandemi ini dikampanyekan siswa antarsiswa dan kepada masyarakat lewat pesan dan video di medsos.

Bahkan Kaseknya, I Wayan Murdana, S.Pd., M.Psi., langsung memberikan arahan bahaya COVID-19 kepada siswanya tiap jeda PBM daring. Yang menarik di tengah pandemi, siswa Spentri khususnya kelas IX-B sukses membuat alat cuci tangan dengan sistem Teknologi Tepat Guna (TTG) secara sederhana.

Alat ini kini ditempatkan di depan ruang guru untuk dipakai warga sekolah dan tamu mencuci tangan dan hand sanitizer sebelum masuk ruangan. “Idenya muncul dari siswa, sementara pembuatan alatnya disumbangkan oleh orangtua siswa,” tegas Wayan Murdana, Kamis (1/10).

Baca juga:  Merebak di Gianyar, Hingga Akhir Februari RSUD Sanjiwani Rawat Seratusan Pasien DBD

Alat ini prinsipnya menggunakan gaya grativikasi air yang ditampung dalam tabung, sedangkan untuk mengalirkan air dan sabun menggunakan tekanan kaki.

Jadi, alat ini memfungsikan kaki untuk mengalirkan air di keran dan sabun. Menurut Murdana alat ini sangat irit air dan limbahnya diproses lagi lewat penyaringan hingga bisa dipakai menyiram tanaman sekolah.

Dalam mengampanyekan bahaya COVID-19, siswanya melakukan lewat video guna mengedukasi teman dan masyarakat agar disiplin pakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Sementara sang Kasek tiap hari memberi arahan agar siswa Spentri menjadi panutan di masyarakat soal perilaku hidup bersih dan menjalanan prokes COVID-19.

Baca juga:  Keluarga Cari hingga ke Gianyar, Lansia Ditemukan di Panjer

Di antaranya lebih banyak beraktivitas di rumah, tak boleh bertemu teman sejawat apalagi makan bersama, jaga jarak, lindungi diri  agar tak menjadi pembawa virus Corona. “Jika ini sudah dilakukan semua anggota keluarga merasa aman,” tegasnya.

Spentri juga memberi prioritas keamanan bagi siswa dan gurunya. Tiga kali seminggu semua ruangan sekolah disemprotkan cairan disinfektan.

Wayan Murdana bertekad menjadikan Spentri sekolah steril COVID-19 sepanjang zaman. Makanya dia dengan dana BOS dan komite melengkapi sarana kesehatan di semua kelas atau 27 ruang belajar.

Gurunya juga disiapkan sarana PBM daring tiap kelas. Namun jika guru merasa imunnya melemah mereka dibebaskan tak perlu mengajar dari sekolah. Siswa juga dilarang ke sekolah karena bisa memunculkan kerumuman.

Baca juga:  Kaki Korban Penebasan Diamputasi 60 cm

Siswa yang tak punya sarana daring, disiapkan secara gratis di sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Sementara guru dan masyarakat yang ke sekolah ditangani langsung oleh Satgas COVID-19 Spentri.

Tak hanya prokes Covid yang dilanjutkan, Murdana menambahkan model PBM daring juga akan dijadikan model pembelajaran berkelanjutan. Jika di era new normal sekolah sudah dibolehkan menggelar PBM tatap muka secara terbatas, dia juga sudah menyiapkan kurikulum dan strategi khusus. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *