PT Angkasa Pura I (Persero) menerapkan social distancing di area pelayanan publik Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. (BP/ist)

JAKARTA, BALIPOST.com – Social distancing atau menjaga jarak kembali ditekankan Juru Bicara Pemerintah dalam Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto pada jumpa persnya Minggu (22/3). Ia mengatakan pemerintah berharap kebijakan ini bisa diimplementasikan ke seluruh masyarakat. “Saling mengawasi, mengingatkan, dan saling membantu karena ini lah hakekat bangsa kita,” ujarnya.

Ia mengatakan upaya social distancing di masyarakat makin bagus. Namun, masih perlu ditingkatkan karena ini merupakan cara efektif untuk mencegah penyebaran virus ini. “Sering COVID-19 positif dalam keadaan sakit ringan, bahkan tanpa gejala sama sekali. Sadari ini menjadi bahaya dan penting untuk dikendalikan,” terangnya.

Baca juga:  Pasien COVID-19 Meninggal ke-49 di Bali, Ini Detilnya

Kondisi terjangkit COVID-19 yang tidak menimbulkan gejala sakit ini, terutama dialami oleh kelompok umur yang masih muda. “Karena imunitasnya jauh lebih baik maka tidak memperhatikan menjaga jarak, dan menularkan kepada keluarganya yang lansia sehingga masuk dalam kondisi yang berat dan mengancam jiwanya. Mari bersama kita bagaimana menghadapi pandemi global ini,” ajaknya.

Ia mengatakan semua ingin sehat dan tidak terkena penyakit ini. Jika muncul gejala, sarannya, diharapkan tidak panik dan konsultasikan ke dokter. “Dokter akan menilai apakah perlu mengambil sampel swab dan tindakan lanjutan,” sebutnya.

Baca juga:  Naker Migran Pulang, Pemerintah Harus Tegas Terapkan Karantina

Sebab, ia mengutarakan saat ini RS banyak didatangi orang yang merasa mengalami gejala COVID-19. Padahal jika positif COVID-19 dan gejalanya ringan, hanya perlu melakukan isolasi diri. “Isolasi diri ini memiliki makna agar tidak menularkan pada orang lain. Melakukan monitoring kesehatannya secara rutin,” kata Yurianto. (Pramana Wijaya/balipost)

BAGIKAN