GIANYAR, BALIPOST.com – Krama di Banjar Kalah, Desa Peliatan nampak antusias menyiapkan prosesi Upacara Atiwa-tiwa miwah Atma Wedana untuk almarhum Ni Wayan Satri, di Puri Dukuh Warih Dukuh Suladri (WDS), Banjar Kalah, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud pada Minggu (2/2). Jenazah ibunda owner Bebek Tepi Sawah (BTS) Jro Dukuh Sumerta ini, diusung menggunakan bade tumpang tujuh menuju prosesi palebon di Setra Desa Adat Peliatan, Ubud.

Posesi Upacara Atiwa-tiwa miwah Atma Wedana untuk almarhum Ni Wayan Satri pada Minggu pagi diawali dengan mlaspas pedulangan, dilanjutkan dengan prosesi Nunas Tirta Pengentas. Minggu siang sekitar pukul 11.00 dilaksanakan prosesi Tedun Sawa.

Baca juga:  Mangku Suyasa, Penglingsir Pemangku Pura Agung Besakih Berpulang

Memasuki 12.00 wita lebih, Bade mulai menuju ke Setra Desa Adat Peliatan. “Jam 12 lewat kita mulai ke setra, diikuti oleh Krama Banjar Kalah Desa Peliatan dan semeton dukuh,” kata Jro Dukuh Sumerta.

Prosesi mengiring jenazah menuju setra ini diikuti ratusan krama. Terutama menjadi perhatian saat mengiring Bade dan Lembu.

Krama setempat nampak antusias mengikuti prosesi tersebut. “Kami menyiapkan Bade tumpang tujuh ini tidak terlalu tinggi, agar menyesuaikan dengan kondisi kabel di sepanjang jalan menuju setra,” jelasnya.

Baca juga:  Bobol Toko, Pria Ini Diringkus di Jember

Jro Dukuh Sumerta mengatakan Bade dan lembu tersebut dibuat dalam kurun waktu satu bulan. Pembuatan Bade dan Lembu tersebut mengerahkan tenaga sejumlah seniman asal Bedulu dan Tampaksiring.

“Saya membuat palebon ini dengan seni yang maksimal, misal untuk lembu dan Bade tidak terlalu besar tapi kita bikin yang sangat detail, khususnya pada ukiran,” katanya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *