Penari mementaskan tarian tentang kisah perempuan heroik dalam pawai pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB). (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tabuh Ketug Bumi dan tari Siwa Nataraja seperti biasa membuka rangkaian pawai PKB Ke-40 di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi, Renon, Denpasar, Sabtu (23/6). Tapi yang menarik, ada dua kabupaten menampilkan garapan fragmentari tentang kisah heroik pahlawan perempuan di Pulau Dewata.

Pertama, ada Kabupaten Klungkung melalui garapan fragmentari “Dewa Agung Istri Kanya”. Istri Kanya adalah figur sastrawan sekaligus pemimpin berani yang membuat Belanda menelan kekalahan pahit dalam Perang Kusamba 1849 akibat tewasnya Jenderal AV Michiels.

Hal serupa dilakukan Kabupaten Tabanan dengan fragmentari “Sagung Wah”, sebagai simbol semangat kepahlawanan wanita Tabanan. Belanda sampai merancang strategi untuk menangkap Sagung Wah karena sebelumnya kewalahan menghadapi kesaktian putri kerajaan Tabanan itu.

Kontingen kabupaten/kota juga tampak secara rata menampilkan tarian yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda. Seperti misalnya Denpasar dan Buleleng yang menampilkan wayang wong, Badung dengan tari barong, Karangasem dengan Tari Sang Hyang Jaran, Gianyar dengan tari legong, dan Tabanan dengan tari leko.

Baca juga:  Pemkab Gelontor Anggaran Rp 1,7 Milyar Untuk Hut RI

Pawai sendiri diawali dengan barisan kontingen Pemprov Bali yang menampilkan fragmentari “Smaradahana”. Persembahan ini diangkat dari kakawin Smaradahana karya Mpu Dharmadja.

Berturut-turut muncul duta Kota Denpasar yang diwakili Desa Pakraman Peguyangan melibatkan 327 seniman dari 22 Banjar adat. Salah satunya menampilkan Tari Legong Dedari Kanda Pat Sari. Legong ini merupakan duplikasi kesenian sakral di Pura Luhur Catur Kanda Pat Sari, Banjar Pondok, Desa Pakraman Peguyangan.

Di urutan ketiga, ada Duta Kabupaten Bangli yang kini menonjolkan busana khas daerah dari tradisi upacara mekanal di Trunyan. Disamping menampilkan garapan fragmentari “Neduh”.

Selanjutnya, Duta Kabupaten Buleleng mengemas tradisi Bukakak Sudaji menjadi garapan inovatif. Ada mobil dengan hiasan tumpeng sarana upacara Bukakak Sudaji dan hasil-hasil pertanian Desa Sudaji, beserta ritualnya.

Barisan Duta Kabupaten Badung tampak menarik karena dikawal pecalang dan tokoh dag. Badung menyuguhkan tari barong yang juga telah diakui UNESCO. Namun dalam konteks pawai ini, pertunjukan Barong yang ditampilkan adalah perjalanan sosok seniman Barong I Nyoman Muliana asal Banjar Tangga Yuda, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal di dalam mendidik penari-penari barong muda yang akan menjadi generasi penerus untuk melestarikan Kesenian Barong di masa mendatang.

Baca juga:  Oknum PNS Terjerat Kasus Penggelapan Dana Hibah

Duta Kabupaten Karangasem kemudian muncul menampilkan tradisi Ngemumu sebagai rangkaian awal upacara Usaba Dalem di Desa Manggis. Tak hanya itu, ada pula Tari Sang Hyang Jaran yang dalam pertunjukannya menggunakan api sebagai simbol sarana pembersihan diri (mikrokosmos) dan alam semesta (makrokosmos).

Lalu ada Duta Kabupaten Jembrana yang lekat dengan gamelan jegog-nya. Maskot “Makepung” turut dihadirkan saat pawai, sebelum akhirnya ditutup dengan fragmentari “Nusasari” yang mengisahkan terbentuknya Desa Nusasari di Kabupaten Jembrana.

Duta Kabupaten Gianyar di urutan ke-8, tampak berbeda berkat ditampilkannya aktivitas industri kreatif masyarakat yang diperagakan di atas mobil hias. Aktivitas tersebut menampilkan seni kerajinan khas kabupaten Gianyar yang kaya akan seniman-seniman bertalenta.

Hal inilah yang mampu membangkitkan pariwisata Gianyar di mancanegara. Dalam pawai PKB, kabupaten berjuluk “Gianyar Bumi Seni” menutup penampilan dengan fragmentari Apuy Smara Amangun Mitra yang lekat dengan akulturasi Bali dan Cina.

Duta Kabupaten Klungkung antaralain menampilkan Bondres Modern/Inovasi, dan Janger Klasik yang diiringi tabuh/musik Gamelan Geguntangan. Sementara itu, kesenian Okokan masih menjadi ciri khas utama Duta Kabupaten Tabanan.

Baca juga:  Bidik Tersangka Baru Korupsi Tukad Mati

Selain menampilkan pula tari unggulan khas bumi lumbung beras, yakni tari Leko yang mirip dengan tari Joged Pingitan dan tari Gandrung Bali.

Selain duta Provinsi dan 9 kabupaten/kota, pawai juga dimeriahkan dengan penampilan marching band dari Universitas Udayana dan Universitas Warmadewa. Lalu, partisipasi Pemerintah Provinsi GungXi China yang diwakili Institut Seni Budaya Nasional Nanning, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Papua dengan iringan musik tradisi Papua yakni Tifa, Sakasas, dan Triton, dikombinasikan dengan vokal dan alat perkusi lainnya, Sanggar Basundari Jepang yang menampilkan Tari Fujisawa Shi, Forum Kerjasama Sunda Kecil dengan suguhan tari ketanga (NTT), tari haju jati (NTB), dan tari Pendet (Bali), serta Konsulat Jepang dengan garapan Tari Yosakoi yang merupakan tarian khas negeri sakura.

Selanjutnya, pembukaan PKB di Panggung Terbuka Ardha Candra Art Center Denpasar menampilkan sendratari kolosal “Kresna Duta” dari ISI Denpasar. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *