Sebanyak 25.000 ton beras impor dari Vietnam dan Thailand mulai masuk ke ujung timur Jawa ini, dua minggu terakhir. (BP/udi)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Menjadi lumbung beras nasional, Kabupaten Banyuwangi, Jatim tetap menjadi sasaran beras impor. Sebanyak 25.000 ton beras impor dari Vietnam dan Thailand mulai masuk ke ujung timur Jawa ini, dua minggu terakhir.

Bahan pokok itu diangkut menggunakan kapal asing, bongkar muat di Pelabuhan Tanjungwangi. Dua kapal datang terpisah. Pertama mengangkut 20.000 ton, sisanya 5000 ton mulai bongkar muatan, Senin (12/3).

Kapal Pegasus I berbendara Panama ini mulai sandar di Banyuwangi, sejak Minggu (11/3) sore. Namun, baru bongkar muatan, Senin pagi. Proses bongkar muat sempat terganjal cuaca hujan. “Ini kapal pengangkut beras impor kedua. Sebelumnya, mengangkut 20.000 ton. Kali ini, hanya 5000 ton,” kata Ade Nurcahya, Manajer Umum, SDM dan Kesisteman Pelindo III Tanjungwangi, Senin sore.

Baca juga:  Kinerja Tangguh Terus Dibuktikan BRI, Permodalan dan ROE Juga Kuat

Dijelaskan, beras impor yang sandar kali ini datang dari Thailand. Namun, dari dokumen yang ada, kapal tersebut berangkat dari Vietnam. Berbeda dengan kapal sebelumnya yang mengangkut beras Vietnam dan berlayar langsung dari negara tersebut.

Kapal pembawa 5000 ton beras ini, kata Ade, memiliki batas waktu bongkar muatan selama 4-5 hari. Namun, tetap tergantung cuaca. Sebab, jika hujan, bongkar muatan tak mungkin dilakukan.

Baca juga:  PDDS Gandeng Subak Timbul untuk Pengadaan "Quasi Organic"

Beras yang dibongkar, imbuhnya, dikirim ke gudang-gudang Bulog di Banyuwangi. “Kalau proses bongkar muatan beras ini, kami tidak ikut menangani. Ada perusahaannya sendiri. Kami hanya mengurusi izin sandar dan bongkar,” jelasnya.

Berbeda dengan 20.000 ton beras Vietnam yang sandar beberapa hari lalu, proses bongkar muatan ditangani langsung Pelindo.

Sebelumnya, Kepala Bulog Banyuwangi David Susanto menegaskan pihaknya hanya bertugas menampung kiriman beras impor tersebut. Sebab, kapasitas gudang Bulog Banyuwangi cukup besar.

Baca juga:  Stabilkan Harga Beras, TPID Ajak Kios Jual Beras Bulog

Beras impor itu, kata dia, hanya transit di Bumi Blambangan. Sehingga, tak akan beredar di pasaran. Nantinya, akan disalurkan ke kawasan Indonesia timur. Salah satunya, ke NTT dan Bali. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *