pengelola objek
Objek wisata di Nusa Penida banyak bertebing. Mengantisipasi adanya kecelakaan wisatawan, pengelola diminta tidak mengabaikan aspek keseamatan. (BP/sos)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Musibah wisatawan asing asal Rusia, Keren Tatarenko (22) yang tewas terperosok di tebing Klibun, Banjar Karangadawa, Desa Bunga Mekar, Kecamatan Nusa Penida, Kamis (22/2) akibat kendaraanya tergelincir pada jalan berkrikil mendapat atensi Dinas Pariwisata Klungkung.

Mengantisipasi tragedi itu terulang, pengelola objek wisata diminta benar-benar memperhatikan aspek keselamatan. Jalan di jalur bertebing perlu dilengkapi pengaman, meski sifatnya masih darurat.

Kepala Dinas Pariwisata, I Nengah Sukasta menjelaskan objek wisata di kepulauan The Blue Paradise Island itu yang bertebing tak hanya di wilayah Bunga Mekar. Namun juga tersebar di desa lain, seperti Pejukutan. Kondisinya yang demikian, diperlukan pengamanan yang lebih maksimal dan juga dilengkapi pagar. “Objek wisata disana banyak yang bertebing. Kami sudah sering imbau untuk membuat pagar,” tegasnya, Jumat (23/2).

Baca juga:  Aqua Mambal Kembangkan Biogas untuk Kampung Mandiri Energi Bongkasa Pertiwi

Menyusul adanya wisatawan tewas terperosok, mantan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Klungkung ini mengaku segera melakukan evaluasi terhadap pengelola. Seluruhnya juga diiminta untuk membenahi objek. “Kami memang sudah rencanakan untuk membuat pagar permanen di objek-objek yang kiranya berbahaya. Tetapi sekarang kan anggaran sudah jalan. Belum memungkinkan. Kami minta pengelola untuk membuat pagar yang sifatnya darurat dulu menggunakan bambu,” sebutnya.

Baca juga:  Kasus Lakalantas Usia Produktif Tinggi, Satlantas Badung Kumpulkan Kaum Milenial

Anggota DPRD Klungkung, I Made Jana menyebutkan aspek keselamatan pada objek wisata harus benar-benar diperhatikan. Jika itu terabaikan, dikhawatirkan kejadian serupa terulang lagi dan berimbas  pada kunjungan wisatawan kedepannya. “Kalau tak ada langkah pencegahan dan kejadian serupa terulang lagi, dikhawatirkan berdampak negatif terhadap kepariwisataan,” ungkapnya.

Tak hanya darat. Menurutnya hal serupa juga dilakukan pada wisata laut yang belakangan juga telah beberapa kali terjadi kecelakaan wisatawan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan pembentukan tim penyelamat. “Rambu bahaya juga perlu diperbanyak,” tandasnya. (sosiawan/balipost)

Baca juga:  Hampir 75 persen Tambahan Kasus COVID-19 Disumbang 3 Zona Merah Ini
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *