JAKARTA, BALIPOST.com – Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) menggelar Musyawarah Nasional yang dibuka Dirjen Bimas Hindu Kemenag I Ketut Widnya di Jakarta, Sabtu (18/11). Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Umum WHDI Rataya B. Kentjanawathy Suwisma, Ketua PHDI Pusat Wisnu Bawa Tanaya serta tokoh Bali lainnya.

Dirjen Hindu mengatakan, peran wanita sangat penting dan menentukan tidak hanya bagi keluarga tetapi juga bagi suatu bangsa dan negara. Ia menjelaskan, dalam Weda disebutkan bahwa tidak ada dewa yang patut dihormati dari pada seorang wanita. Wanita jauh lebih tinggi dari pada dewa. “Tidak ada upacara yabg tidak melibatkan wanita. Ini fakta,” tegasnya.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 di Bali Bertambah Lagi, 3 Wilayah Laporkan Kenaikan Kasus

Sementara Rataya B. Kentjanawathy Suwisma mengatakan, WHDI memiliki tugas yang sangat penting untuk meningkatkan kesadaran berkarya atau berswadharma bagi anggotanya dan berfungsi sebagai wadah mengembangkan pemikiran bermasyarakat. Organisasi ini, kata dia, mendukung dan membina aktivitas kelembagaan yang bernafaskan Hindu, berkomunikasi secara nasional serta menyumbangkan karya-karya nyata, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam rangka mengimplementasikan tugas pokok dan fungsi WHDI, dia menjelaskan, diperlukan peningkatan pemberdayaan Wanita Hindu khususnya dalam era keterbukaan bahwa WHDI harus berwawasan luas, dapat tampil dengan nilai-nilai universal sehingga selalu relevan dalam menjawab tantangan dan perubahan zaman.

Baca juga:  Dari Sindikat Skimming Kuras Tabungan Seribu Nasabah hingga Soal Pemberlakuan PPKM Mikro dan Dampaknya ke Pariwisata, Ini Kata Wagub Bali

Ratanaya mengatakan, Munas WHDI diharapkan mampu menganalisa semua tantangan dan permasalahan yang muncul serta mencarikan solusinya dengan arif bijaksana, dapat memilih Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan pengurus baru dengan kondusif yang menjunjung rasa persatuan dalam pelaksanaannya sehingga seluruh anggota dapat bersinergi dalam menjalankan tugas-tugas pokok dan fungsinya secara cerdas sebagai organisasi WHDI yang mandiri. (Nikson/balipost)

BAGIKAN